Selasa, 7 Mei 24

Karena Kasus 1MDB, Singapura Minta Penutupan Bank

Karena Kasus 1MDB, Singapura Minta Penutupan Bank
* Otoritas keuangan Singapura memerintahkan penutupan bank dagang Swiss, Falcon Bank. (BBC)

Singapura – Otoritas Moneter Singapura memerintahkan sebuah bank dagang Swiss untuk menutup dan menjatuhkan denda kepada dua bank lainnya karena melanggar aturan anti-pencucian uang.

Tindakan ini menyusul penyelidikan aliran dana yang terkait dengan dana badan investasi negara Malaysia yang dikenal dengan nama 1Malaysia Development Berhad atau 1MDB.

Falcon Bank akan kehilangan statusnya sebagai bank dagang di Singapura. Manajer cabangnya ditangkap pada pekan lalu.

Bank terbesar di Asia Tenggara DBS telah didenda sebesar S$1 juta (atau sekitar Rp9 miliar) sementara bank UBS harus membayar denda senilai S$1,3 juta (atau sekitar Rp122 miliar).

Dalam pernyataannya MAS mengatakan bahwa Falcon Bank telah “menunjukkan kurangnya kegigihan dan pemahaman” akan permintaan dan harapan badan anti-pencucian uang.

“Penyimpangan kontrol diamati di DBS dan UBS berhubungan dengan petugas bank tertentu yang gagal menjalankan tugasnya secara efektif,” kata pihak MAS, tetapi mereka tidak menemukan “kelemahan kontrol merembet” di bank-bank.

Pada bulan Juli, MAS telah mengumumkan rencananya untuk mengambil “tindakan peraturan tegas” terhadap empat bank besar atas hubungannya dengan 1MDB, yang tengah menjadi sorotan penyelidikan korupsi global.

Pada bulan Mei, regulator telah menutup bank Swiss lainnya yaitu BSI, untuk pelanggaran serupa, ini adalah kali pertama mereka memerintahkan penutupan bank dalam waktu 32 tahun.

Skandal 1MDB
1Malaysia Pengembangan Bhd, yang didirikan oleh Perdana Menteri Malaysia Najib Razak pada tahun 2009, dimaksudkan untuk mengubah Kuala Lumpur menjadi pusat keuangan dan meningkatkan perekonomian melalui investasi strategis.

Tapi, lembaga tersebut itu mulai menarik perhatian negatif pada awal tahun 2015 setelah menunggak pembayaran dan berutang sebesar S$11 milyar (atau Rp142 triliun) kepada bank-bank dan para pemegang obligasi.

Pada bulan Juli, Amerika Serikat mengatakan mereka bergerak untuk menyita aset yang bernilai lebih dari S$1 miliar (Rp12 triliun), mulai dari properti mewah sampai jet pribadi, dari orang-orang yang terhubung ke dana tersebut.

Najib disebut sebagai “Official Malaysia 1”, dalam koran-koran, akunnya diduga menerima jutaan dana yang berasal dari 1MDB. Ia secara konsisten membantah telah melakukan kesalahan.

Pemerintah AS mengatakan total dana sebesar S$3,5 miliar (atau sekitar Rp454 triliun) itu “disalahgunakan” dari 1MDB dan “orang-orang Malaysia ditipu dalam skala besar”. (bbc.com)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.