Majalah mingguan Amerika Serikat (AS) mengabarkan, jika Presiden AS Donald Trump yang kalah pemilu (pilpres) tidak mau menyerahkan kekuasaan pada bulan Januari 2021, maka dinas rahasia bertanggung jawab untuk mengeluarkannya (diusir paksa) dari Gedung Putih.
Fars News (7/11/2020) melaporkan, Newsweek mengulas makanisme mengeluarkan Donald Trump dari Gedung Putih, jika ia menolak.
Menurut Newsweek, di saat Joe Biden unggul untuk sementara berkat suara yang masuk lewat pos, Donald Trump sudah mengumumkan kemenangannya.
Sehari sejak dimulainya pemilu presiden Amerika, Trump mengklaim ada kecurangan, dan sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyerahkan kekuasaan kepada rivalnya dari Demokrat.
Seorang mantan pejabat Amerika kepada Newsweek mengatakan, jika Trump menolak keluar dari Gedung Putih, dinas rahasia berkewajiban memaksanya keluar.
Penghitungan pilpres Amerika masih berlangsung, dan tampak peluang kemenangan Trump terus menurun.
Asisten Trump Tinggalkan Gedung Putih
Seorang pejabat pemerintah Amerika Serikat mengumumkan, asisten Presiden Donald Trump untuk urusan kebijakan domestik sudah memutuskan untuk meninggalkan Gedung Putih meski hasil pemilu presiden masih belum final.
Fars News (7/11/2020) melaporkan, Ja’Ron Smith, asisten Presiden Trump untuk kebijakan domestik akan segera meninggalkan Gedung Putih.
Seperti dikutip CNN, Smith sudah memutuskan untuk meninggalkan Gedung Putih, tanpa memperhatikan hasil pemilu presiden Amerika.
Salah seorang penasihat kunci Donald Trump kepada CNN terkait pilpres Amerika mengatakan, semua sudah selesai.
Ia menambahkan, lebih jauh dari pertanyaan bahwa apakah Trump akan menerima hasil pemilu atau tidak, muncul kekhawatiran tentang tindakan-tindakan yang akan ia lakukan.
Penasihat senior Trump itu saat ditanya soal apa langkah Trump berikutnya mengatakan, hanya Tuhan yang tahu. (ParsToday/Red)
