Obsessionnews.com – Ajang pagelaran busana, Jakarta Fashion Week (JFW) 2024 akhirnya resmi ditutup pada akhir pekan lalu, Minggu (29/10/2023), setelah seminggu penuh sukses memberikan panggung bagi para desainer lokal maupun internasional untuk menampilkan karya mereka ke khalayak luas.
Berlokasi di Pondok Indah Mall 3, Jakarta Selatan, di tahun ke-16 JFW berhasil membawa lebih dari 120 jenama dan perancang mode Indonesia serta mancanegara untuk memamerkan koleksi busana mereka, dengan tema #FashionContinuum #BridgingGenerations. Perhelatan akbar ini juga didukung oleh lebih dari 150 model yang berjalan di atas runway dalam 34 presentasi mode.
Baca juga: Dekranasda NTT Gandeng Tiga Desainer Tampilkan Koleksi Busana Tenun Ikat di JFW 2024
Svida Alisjahbana, Chairwoman Jakarta Fashion Week & CEO GCM Group menyampaikan, bahwa pihaknya merasa sangat senang karena JFW kembali bisa membuktikan peranannya dalam mendukung kemajuan industri fesyen dalam negeri.
“Kami sangat senang karena Jakarta Fashion Week sekali lagi membuktikan bahwa kita adalah platform untuk insan kreatif berkreasi secara maksimal. Peran katalisator di Jakarta Fashion Week semakin besar dan merupakan cita-cita kita bersama dalam membesarkan jenama Indonesia untuk dicintai di Indonesia dan untuk bisa berkembang melampaui batas negara, yaitu menjadi desainer internasional,” kata Svida.
Seperti pada tahun sebelumnya, kemeriahan seluruh acara JFW 2024 ditutup dengan pagelaran Dewi Fashion Knights selama dua malam berturut-turut, yaitu pada hari Sabtu (28/10) dan Minggu (29/10).
Hari pertama Dewi Fashion Knights mengangkat tema “The Visionary” yang menampilkan hasil karya jenama ready-to-wear yang inovatif Jan Sober, Rama Dauhan Design Studio, dan Byo. Hari kedua Dewi Fashion Knights bertajuk “The Artistry” mempersembahkan dua desainer adibusana yang terkenal akan kepiawaian rancangan dan kerumitan pengerjaan tangan, yaitu HIAN TJEN dan MAHIJA.
Baca juga: Bangga Menggunakan Produk Lokal dan Merawatnya dengan Hati-hati
Sementara itu, Berbicara mengenai fashion tentu tidak semata-mata tentang busana. Lebih dari itu, fashion merupakan sebuah ekosistem yang saling berhubungan antara desainer dan lingkungan yang mendukungnya, seperti yang terjadi di Jakarta Fashion Week. (Arfi)
