Minggu, 15 September 24

Ini Pernyataan Kemenag Soal Misa Akbar Paus Fransiskus dan Azan Magrib

Ini Pernyataan Kemenag Soal Misa Akbar Paus Fransiskus dan Azan Magrib
* Juru Bicara Kementerian Agama, Sunanto. (Foto: Humas Kemenag)

Obsessionnews.com – Kementerian Agama (Kemenag) telah mengirim surat kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terkait permohonan penyiaran Azan Magrib dan Misa Akbar bersama Paus Fransiskus pada 5 September 2024. Surat tersebut ditandatangani oleh Dirjen Bimas Islam, Kamaruddin Amin, dan Dirjen Bimas Katolik, Suparman, sebagai tanggapan atas permintaan dari Panitia Kedatangan Paus Fransiskus.

Dalam surat tersebut, Kemenag mengajukan dua substansi utama. Pertama, meminta agar Misa bersama Paus Fransiskus pada 5 September 2024 disiarkan secara langsung pada pukul 17.00 WIB hingga 19.00 WIB di seluruh televisi nasional. Kedua, menyarankan agar penanda waktu Azan Magrib ditampilkan dalam bentuk teks berjalan (running text) selama siaran berlangsung, sehingga umat Katolik dapat mengikuti misa secara utuh tanpa interupsi.

Permohonan ini diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan umat Katolik untuk mengikuti Misa Akbar dengan Paus Fransiskus, sambil tetap menghormati waktu ibadah bagi umat Muslim di Indonesia.

“Jadi substansinya, pemberitahuan waktu Magrib di TV disampaikan dengan running text. Sementara, panggilan azan di masjid dan musalla tetap dipersilakan,” jelas Juru Bicara Kementerian Agama Sunanto, di Jakarta, Rabu (4/9/20240).

Sunanto menegaskan bahwa surat itu hanya berkenaan dengan siaran azan Magrib di televisi yang biasanya mengacu hanya pada waktu magrib di Jakarta (WIB). “Azan Mabrib di wilayah Indonesia Timur, tetap bisa disiarkan karena sudah masuk waktu sebelum pelaksanaan Misa,” sebutnya.

Sunanto yakin secara umum warga Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang religius dan menjunjung toleransi sehingga dapat memahami upaya yang dilakukan Kementerian Agama ini. Ini jalan tengah sebagai wujud hidup dalam kemajemukan.

“Semua bisa menjalankan ibadahnya. Misa berjalan. Pemberitahuan masuk waktu Magrib disampaikan lewat running text dan tetap Azan berkumandang di masjid dan musalla. Umat Katolik beribadah dalam Misa, umat Islam tetap melaksanakan ibadah Salat Magrib. Ini potret toleransi dan kerukunan umat di Indonesia yang banyak dikagumi dunia,” tegasnya.  Sekaligus “Ini juga kontribusi besar umat Islam untuk toleransi di Indonesia dan dunia,” lanjutnya.

Sunanto menambahkan, hakikatnya azan Magrib disiarkan melalui televisi untuk mengingatkan umat Islam yang sedang menonton televisi agar menunaikan Sholat. “Saya tidak tahu apakah pada saat Misa bersama Paus Fransiskus ada umat Islam yang ikut menonton melalui siaran televisi? Jika pun ada, kita sudah mengingatkan waktu Magrib masuk melalui running text tersebut,” tandasnya. (Pur)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.