Ini Pasangan Jemaah Haji Lansia Romantis dari Magelang

Obsessionnews.com - Mbah Minten (78) dan suaminya, Ahmadupo (84), asal Jambean Menayu, Magelang, Yogyakarta, sepertinya layak dijuluki sebagai pasangan jemaah haji lansia romantis. Saat ditemui petugas, Mbah Minten yang tidak dapat berjalan, sedang didorong menggunakan kursi roda oleh suaminya di pelataran Masjid Nabawi jelang salat Maghrib. Pasangan yang usia pernikahannya sudah 60 tahun ini berangkat ke Tanah Suci setelah menunggu 10 tahun. Mereka berdua tergabung dalam kelompok terbang (kloter) tiga Embarkasi Solo (SOC-03). Baca juga: Jemaah Haji Tak Perlu Khawatir untuk Masuk ke Raudhah Sejak tiba di Madinah pada 12 Mei 2024, Ahmadupo selalu membawa istrinya salat berjemaah di Masjid Nabawi. Dari wajah keduanya, selalu terlihat semburat senyum penuh semangat. Hotel tempat menginap dua sejoli ini cukup dekat dari Masjid Nabawi. Jalan yang harus dilalui juga mulus dan ramah terhadap lansia. Bertemu di pelataran Masjid Nabawi, Rabu (15/5/2024), petugas haji menawarkan diri menggantikan Ahmadupo, mendorong dan mendampingi Minten salat Maghrib. Ahmadupo yang usianya lebih tua enam tahun dari istrinya menyambut baik tawaran petugas. Dia menunjukkan lokasi yang selalu menjadi tempat istrinya salat. Yaitu di pelataran masjid, tidak jauh dari pintu gerbang nomor 327. "Di sini saja. Biar gampang saya jemput," kata Ahmadupo. Petugas haji pun mengikuti instruksinya, mengatur posisi kursi roda di sisi karpet. Meski Minten tidak keberatan ditinggalkan, tapi petugas haji itu tetap memilih untuk menemani Minten hingga usai Salat Isya. Di sela-sela waktu, Minten bercerita. Mereka dikaruniai delapan anak, empat laki-laki dan empat perempuan. Semuanya sudah menikah. Dua di antaranya bertempat tinggal di luar Magelang. Selain itu, Minten juga memiliki 15 cucu dan dua buyut. Baca juga: Jemaah Haji Lansia asal Surabaya Ini Bahagia saat Menjejakkan Kaki di Tanah Suci Minten dan Ahmadupo bekerja sebagai petani. Tetapi sejak Minten sakit, dia tidak mampu lagi membantu suaminya menggarap sawah. "Sekarang bapak kerja sendiri. Saya sudah tidak mampu membantu," kata Minten. Sawah yang digarap, kata dia, milik sendiri. Dulu luas. Sekarang sisa sedikit karena sudah dibagikan ke anak-anak. Saat masih sehat, Minten bukan hanya membantu suami menggarap sawah. Dia juga berjualan dengan membuka warung kelontong di rumahnya. Warungnya pun sudah tutup karena tidak sanggup lagi mengurusnya. Kini, Ahmadupo hanya mengurus sepetak sawah. Berhaji bagi mereka adalah mimpi yang sudah lama diidamkan. Dan tahun ini, mereka memenuhi panggilan Allah Swt. Meski salah satu dari mereka hanya mampu beribadah di atas kursi roda. (M Lubis)