Minggu, 28 April 24

HNW Ungkapkan Ulama Terlibat dalam Melahirkan Pancasila

HNW Ungkapkan Ulama Terlibat dalam Melahirkan Pancasila
* Politikus senior PKS dan Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) saat menjadi pembicara kunci pada acara Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) di Gedung Cendekia UMJ, Senin (18/9/2023). (Foto: pks.id)

Obsessionnews.com – Politikus senior PKS dan Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) mengajak warga Muhammadiyah pada umumnya dan mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) pada khususnya untuk mendoakan keselamatan dan keberhasilan bangsa Indonesia, termasuk Iswandi bin M. Yakub atau Awie.

 

Baca juga:

HNW Harap Wacana Kontrol Tempat Ibadah Dibatalkan Saja

Hadapi Tantangan Global, LaNyalla: Hanya Satu Jalan, Kembali ke Pancasila

Bung Karno: “Jangan Pancasila Diakui oleh Sesuatu Partai”

 

 

Iswandi alumnus Fakultas Agama Islam (FAI), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) angkatan 2000. Ia bersama ratusan masyarakat Melayu Batam menggelar aksi membela masyarakat Rempang-Batam, sebagai bagian dari kepedulian terhadap nasib Indonesia sebagai negara hukum dan kelanjutannya sebagai negara demokrasi yang diwajibkan untuk melindungi seluruh tumpah darah dan warga Indonesia, bukan mendahulukan warga asing. Serta mendahulukan terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, bukan rakyat dari negara asing.

“Para mahasiswa Universitas Muhammadiyah sangat perlu memahami fakta sejarah, bahwa sila-sila Pancasila serta Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, tak lepas dari peran serta partisipasi para ulama, tak terkecuali tokoh-tokoh Muhammadiyah. Mereka jugalah yang ketika Indonesia diproklamirkan 17-Agustus 1945, sore harinya ada utusan dari Indonesia Timur yang menyatakan keberatan atas naskah Pancasila sebagai hasil dari Piagam Jakarta. Dua tokoh Muhammadiyah, yaitu Ki bagus Hadikusumo dan Kasman Singodimedjo, terlibat dalam perundingan singkat itu demi keselamatan proklamasi dan keutuhan bangsa dan negara. Mereka menyetujui sila pertama berubah menjadi seperti yang kita kenal dan hafal sekarang,” kata HNW saat menjadi pembicara kunci pada acara Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) di Gedung Cendekia UMJ, Senin (18/9/2023), dikutip dari laman pks.id, Rabu (20/9).

Tema yang dibahas dalam kegiatan itu adalah Pemahaman Pancasila Sebagai Dasar Negara, UUD NRI Tahun 1945, NKRI Dan Bhinneka Tunggal Ika. Selain diikuti 2040 mahasiswa baru, acara tersebut juga dihadiri Rektor UMJ Ma’mun Murod.

HNW yang juga anggota DPR RI mengungkapkan, bukti keterlibatan para ulama dalam melahirkan Pancasila bisa dilihat dari pemaknaan dan redaksi yang disepakati menjadi sila-sila Pancasila. Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa dimaknai oleh Ki Bagus Hadikusumo, ketua PB Muhammadiyah, sebagai tauhid. Dan itu hanya bisa dilakukan oleh para ulama, bukan penganut aliran komunis atau yang lainnya.

“Istilah yang dipakai pada sila-sila Pancasila juga mencerminkan keterlibatan para ulama. Karena banyak istilah pada sila-sila Pancasila yang diserap dari Bahasa Arab yang dipergunakan dalam Al-Qur’an dan Al hadits, dan itu umum digunakan pada kosa kata agama Islam. Seperti adil dan beradab, kerakyatan, permusyawaratan, hikmat, perwakilan. Ini mencerminkan bahwa Umat Islam dan para ulama bersama tokoh-tokoh bapak bangsa dari kelompok kebangsaan lainnya memiliki peran yang sangat besar dalam pembentukan dasar serta ideologi negara:  Pancasila,” ujarnya.

Karena itu HNW mengajak para mahasiswa terus meningkatkan kajian agar makin memahami, mengamalkan sila-sila Pancasila dan mengawal pelaksanaan semua sila dari Pancasila. Dengan demikian maka berarti generasi muda juga menghormati dan melanjutkan perjuangan para ulama bersama bapak-bapak bangsa lainnya yang telah berkontribusi melahirkan dasar dan ideologi negara.

“Menjaga Pancasila agar selalu berada di tempatnya secara benar adalah bukti kita menghargai jasa para pahlawan. Caranya adalah dengan mengamalkan sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, serta mengawal pengamalan Pancasila dan UUDNRI 1945 dalam bingkai NKRI dalam semangat kerukunan bhinneka tunggal ika. Agar kiblat bangsa dan negara tetap terus terjaga, hingga bisa diwariskan kepada generasi yang akan menyongsong era Indonesia Emas,” pungkas HNW. (red/arh)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.