
Jakarta, obsessionnews.com – Perkumpulan Bumi Alumni (PBA) Universitas Padjajaran Bandung menggelar re-opening Lupba Cafe. Langkah ini merupakan bentuk kongkret dalam membangun kewirausahaan dengan memperkuat jejaring alumni untuk kemandirian finansial, sebagaimana moto PBA.
PBA memiliki moto ‘Membangun kewirausahaan dengan memperkuat jejaring alumni untuk kemandirian finansial’. Hal ini dibuktikan dengan gerakan yang konsisten dalam menerapkan moto tersebut, yaitu dengan dilakukannya pembinaan, pelatihan, pengayaan ilmu, dan peluang pasar baik online maupun offline.
Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga PBA Dewi Tenty Septi Artiany mengatakan, era disrupsi memang mendorong pelaku UMKM untuk menjual produknya secara online ke pasar digital, akan tetapi peluang pasar offline masih diminati oleh kalangan masyarakat tersendiri.
“Dengan melandainya pandemi PBA terus membuka gerai yang mengusung merek kolektif LUPBA yang saat ini sudah ada 3 gerai yaitu Cafe Lupba di Graha Kadin Bandung, Cafe Lupba di BTC Pasteur, Cafe Lupba di Green Forest Serjan Bajuri, dan untuk melengkapi cluster kopi khusus di buka gerai Cupba coffee2go di Green Forest,” ujar Dewi dalam keterangan tertulisnya, Senin (8/11/2021).
Dia mengungkapkan, PBA di awal kelahirannya mengusung fislosofi saling asah, asih, asuh yang penerapannya sangat sederhana yaitu saling support, saling berbagi ilmu, informasi dan peluang.
“Dan di era disrupsi ini kita melaluinya dengan saling follow, saling like, dan saling endorse produk sesama anggota UMKM alumni yang tergabung di dalam rumah besar PBA,” ucap perempuan yang akrab disapa Teh Dete ini.
Ibarat pendaki gunung di mana yang sudah mencapai puncak akan menarik teman yang di bawahnya untuk kemudian bersama-sama dapat menikmati indahnya pemandangan alam dari atas puncak gunung.
“Hal ini harus kita camkan dan terapkan, janganlah kita berperilaku seperti kepiting ; filosofi kepiting sama sekali tidak pantas ditiru, karena Kepiting punya sifat dengki dan iri terhadap sesamanya. Coba saja kita lepas beberapa ekor kepiting dalam satu baskom besar. Nanti akan terlihat, setiap kali ada seekor kepiting yang berusaha untuk keluar baskom dengan cara memanjat dindingnya, kepiting lain akan menarik kepiting yang ingin keluar itu dengan capitnya. Akhirnya, tidak ada seekor kepitingpun yang bisa keluar,” tutur Teh Dete.
“Tidak senang melihat orang lain sukses dan bisa keluar dari masalahnya, lebih senang dengan sama-sama berakhir dalam panci rebusan kepiting,” tambahnya.
Untuk itu dia mengajak UMKM membangun kebersamaan yang sudah dilalui selama hampir 2 tahun, dan mulai membuka indahnya kebersamaan ini kepada pelaku UMKM yang lain untuk menjadikan kekuatan ekonomi kerakyatan yang lebih baik dan kuat.
Dalam arahannya, Ketua Umum PBA Ary Zulfikar mengatakan, Gerakan yang konsisten ini menjadikan PBA semakin di lirik dan diakui keberadaannya. Oleh karenanya pria yang akrab disapa Kang Azoo ini menegaskan, sudah saatnya PBA membuka peluang kepada UMKM alumni non Unpad untuk mengepakan sayap usahanya.
“Mari kita bersiap-siap untuk mengepakan sayap lebih lebar lagi untuk menjunjung azas fairness baik dalam kesempatan maupun harga yang wajar dan kompetitif,” ujarnya. (Poy)