
Jakarta, obsessionnews.com – Brand yang dikenal dengan menyediakan perlengkapan kegiatan luar ruang di iklim tropis, yakni Eiger mengembangkan bisnisnya dengan membangun kawasan ekowisata bernama Eiger Adventure Land (EAL).
“Sejak 2015 Eiger memposisikan diri sebagai brand yang berfokus pada Tropical Adventure atau petualangan iklim tropis,” ujar Chairman PT Eigerindo MPI Ronny Lukito dalam keterangan tertulisnya, Senin (18/10/2021).
Dengan adanya kawasan ekowisata, Eiger ingin memberikan pengalaman yang menyeluruh bagi konsumen.
“Jadi, tidak hanya menyediakan produk-produk yang dapat memenuhi kebutuhan dalam berkegiatan luar ruang di iklim tropis, namun juga memberikan pengalaman berkegiatan secara langsung,” ucap Ronny.
Adapun misi dari EAL ini adalah membangun pariwisata alam berstandar internasional yang berkontribusi dalam pelestarian alam, mendukung upaya pelestarian budaya, meningkatkan kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat, meningkatkan daya tarik Taman Nasional di Indonesia, khususnya di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, dan mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi daerah.
“Hal ini sejalan dengan 7 aspek utama yang akan menjadi fokus pengembangan Eiger Adventure Land yaitu aspek Ekologi, Etnologi, Ekonomi, Edukasi, Estetika, Etika dan Entertainment,” jelas Ronny.
EAL direncanakan dapat mulai beroperasi dan dibuka untuk umum pada 2023, didukung dan dibantu oleh pihak-pihak terkait seperti Kemenparekraf, KLHK, Balai Besar TNGGP, PTPN VIII dan Pemprov Jawa Barat.
Dengan total area seluas 325.89 Ha, yang terdiri dari lahan Hak Guna Usaha (HGU) milik PTPN VIII seluas 72.23 ha melalui skema Perjanjian Kerjasama (PKS) dan Zona Pemanfaatan Barubolang Taman Nasional Gunung Gede Pangrango seluas 253.66 Ha melalui Perizinan Berusaha Pengusahaan Sarana Jasa Lingkungan Wisata Alam pada kawasan konservasi (PB- PSWA).
EAL akan menghadirkan beberapa iconic landmark seperti cable car sepanjang 863m, suspension bridge sepanjang 530m dan juga berbagai fasilitas yang menitik beratkan kepada kegiatan tropical adventure seperti forest adventure, cultural walk, adventure playground, traditional village, tempat penginapan bernuansa alam, welness and sanctuary, hiking, camping, overlanding, dan kegiatan alam lainnya.
Direktur EAL Imanuel Wirajaya menambahkan, selain cable car sepanjang 863m, salah satu iconic landmark lainnya yang menarik dari EAL ini adalah suspension bridge sepanjang 530m yang harapannya akan menjadi jembatan gantung terpanjang di dunia.
“Mohon doa dan dukungannya, semoga pembangunan jembatan ini dapat terealisasi dan menjadi kebanggan bagi bangsa Indonesia,” ujar Imanuel.
Berkonsep ekowisata alam di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango lah yang akan menjadi daya tarik utama dari area wisata alam ini.
“Kami bertekad untuk menjaga alam tersebut dengan mengelola sebaik mungkin serta melestarikannya sebagaimana tertuang dalam Rencana Pengusahaan Sarana Jasa Lingkungan Wisata Alam (RPSWA) berupa pengelolaan dan pelestarian sumber daya alam dan ekosistem,” jelas Imanuel.
Dia berharap, ekowisata alam EAL dapat meningkatkan potensi wisata alam Indonesia, khususnya Jawa Barat, baik dari kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara.
“Kami juga berharap, kawasan ini dapat menjadi inspirasi dalam pengelolaan objek wisata yang selaras dengan pelesatarian alam, pemberdayaan masyarakat dan peningkatan ekonomi baik dari skala lokal maupun regional, dan harapannya bisa menjadi salah satu icon nasional untuk destinasi wisata berbasis alam di Indonesia,” tambah Imanuel. (Poy)