Jumat, 19 April 24

Cina Perlu Belajar Pembangunan Kualitas Hidup Beragama di Indonesia

Cina Perlu Belajar Pembangunan Kualitas Hidup Beragama di Indonesia
* Delegasi tokoh agama Islam bersama Komisi Etnis dan Agama provinsi Guangdong, Cina, mengunjungi kantor Kementerian Agama di Jalan Lapangan Banteng Barat, Jakarta Pusat, Rabu (26/9/2018). (Foto: Sugito/Kemenag)

Jakarta, Obsessionnews.com -Delegasi tokoh agama Islam bersama Komisi Etnis dan Agama provinsi Guangdong, Cina, berkunjung ke Kantor Kementerian Agama (Kemenag) di Jalan Lapangan Banteng Barat, Jakarta Pusat, Rabu (26/9/2018).

Delegasi tokoh agama Islam dan Komisi Etnis dan Agama tersebut di antaranya Wakil Presiden Asosiasi Islam Cina yang juga menjabat sebagai Presiden Asosiasi Islam Guangdong, Wang Wenjie, Wakil Presiden Asosiasi Islam Provinsi Guangdong, Chen Yanhua, Wakil Sekretaris Asosiasi Islam Guangdong, Tuxunguli, Wang Yuxia, Zhang Quanhui dan Zhang Chaofa.

Mereka disambut Kepala Bidang Bina Lembaga Kerukunan Agama dan Lembaga Keagamaan Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kemenag Aliefosra Nur, Kasubid Lembaga Kerukunan Umat Beragama Lilis Suryani, perwakilan Kementerian Luar Negeri, dan jajaran PKUB lainnya. Pertemuan bersama delegasi Guangdong berlangsung di lantai dua ruang kerja Sekretaris Jenderal Kemenag.

Puji Pembangunan di Indonesia
Dalam pertemuan dengan pejabat PKUB Kemenag, Wakil Presiden Asosiasi Islam Cina yang juga menjabat sebagai Presiden Asosiasi Islam Guangdong, Wang Wenjie, memuji pembangunan yang ada di Indonesia, seperti pembangunan inflrastruktur dan pembangunan lainnya.

“Kami menilai pembangunan infrastruktur tersebut tidak mengurangi pembangunan non-fisik di Indonesia, seperti pembangunan kualitas hidup umat beragama,” kata Wang Wenjie seperti dikutip Obsessionnews.com dari situs resmi Kemenag, Rabu.

Menurutnya, Cina perlu untuk belajar dari Indonesia terkait pembangunan kualitas hidup umat bergama. Ia juga menyatakan  Islam tertua di Cina dapat ditemukan di Guangzhou, ibu kota Provinsi Guangdong.

“Islam di Guangzhou sudah hadir sejak Dinasti Tang akhir abad ke-7. Atas dasar fakta inilah Presiden ke-3 Indonesia Bapak Habibie, secara khusus pernah mengunjungi kota ini. Di Guangdong sendiri hari ini telah berdiri 7 masjid dengan jumlah umat Islam sebanyak 48 ribu jiwa,” ujarnya.

Kepada Aliefosra Nur dan pejabat PKUB, delegasi Guangdong mengajak para pemangku pemerintahan dan stakeholder di Indonesia kembali mengunjungi Cina untuk bertukar pengalaman pengelolaan keberagamaan di sana. Mereka akan sangat senang jika Presiden Indonesia dan para delegasi dari Kemenag kembali berkenan berkunjung ke Guangdong.

Kunjungan delegasi ini terkait misi untuk berbagi informasi mengenai Islam sebagai agama mayoritas dan relasinya dengan kehidupan beragama di Indonesia. Kunjungan delegasi Guangdong akan berlangsung hingga Sabtu (29/9).

Dijadwalkan Bertemu Organisasi Islam
Delegasi Guangdong dijadwalkan akan bertemu dengan beberapa organisasi Islam di Indonesia, di antaranya Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, BAZNAS dan MUI. Mereka juga berkunjung ke masjid bersejarah di Indonesia, di antaranya adalah Masjid Lautze di Sawah Besar dan Masjid Istiqlal sebagai gambaran mengenai akulturasi agama Islam dalam budaya Indonesia.

Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Guangzhou secara resmi diumumkan pembukaannya pada tanggal 12 Desember 2002. Wilayah kerja KJRI Guangzhou mencakup empat provinsi, yaitu Guangdong, Fujian, Hainan dan Guangxi.

Di Guangdong Terdapat Dua Masjid

Guangdong merupakan provinsi yang multi etnik dengan 53 suku bangsa dengan ibu kota provinsi Guangzhou. Luas wilayahnya yang mencapai 7.434,4 km2 dan penduduknya sekitar 10 juta, Guangzhou menjadi kota pusat kegiatan politik dan ekonomi dengan tingkat kehidupan yang cukup tinggi.

Di Guangdong terdapat dua bangunan masjid, yaitu di kota Guangzhou yang terletak di Guang Ta lu seluas 3.800 m2 dan Masjid Haupan yang terletak di Thien Tsenglu. Masjid yang terletak di Guang Ta lu dibangun pada masa dinasti Tang tahun 1343. Masjid ini memiliki menara dengan bentuk pagoda setinggi 36,3 m dan dasar menara diameternya 7,5 m.

Makam Abu Waqas yang menyebarkan agama Islam di Cina terletak di Jeifang Peilu. Selain masjid juga terdapat gereja katolik Saint Tseng Tsin di Yi Delu yang juga oleh penduduk setempat disebut sebagai rumah batu karena bangunannya terbuat dari batu granit yang dibangun pada tahun 1863. (red/rh)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.