Depok – Usai sholat Subuh berjamaah di Masjid An-Nur, Kampung Bojong Lio, Cilodong, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, yang tak jauh dari kediamannya, Bambang Widjojanto (BW), masih mengenakan baju koko putih, sarungan dan peci hitamnya, ditangkap polisi dari Bareskrim Mabes Polri.
Namun BW ditangkap dua petugas berpakaian preman, bukan di halaman mesjid, namun di SD Nurul Fikri-usai mengantar anak bungsunya sekolah, tak jauh dari kediaman dan masjid langganannya Sholat sehari-hari.
“Waktu ditangkap, mas BW masih pakai baju koko dan sarungan. Itu memang baju kebesaran mas BW usai salat subuh..ha..ha..ha,” kata Sari Indra Dewi (47) istri Bambang Widjojanto, di Pendopo rumahnya di Depok, Jumat (23/1/2014).
Sari menambahkan, bahwa suaminya ditangkap oleh Bareskrim Polri saat dalam perjalanan pulang ke rumah usai mengantarkan anak bungsunya, Muhammad Yattaqi (10). Bambang ditangkap tak lama setelah meninggalkan sekolah anaknya di SD Nurul Fikri, Kelapa Dua, Depok.
“Tadi sudah berada di sekolah. Makanya ketika saya tahu mas Bambang ditangkap, saya langsung telepon ke sekolah, saya tanya apa Taqi (anak Bambang) ada di kelas atau tidak? Sekolahnya jawab ada,” kata Sari.
Sari menuturkan, saat terjadinya penangkapan, Bambang tengah bersama dengan anaknya yang kedua, Izzat Nabilla (20) yang ikut menemani dari sejak berangkat dari rumah. Izzat kemudian ikut dibawa ke Mabes Polri.
Dan melalui Izzat lah, surat penangkapan dititipkan. Dengan demikian, polisi tidak menyertakan surat penangkapan saat menciduk Bambang. Surat penangkapan baru diberikan saat ia telah sampai di Mabes Polri.
“Surat penangkapan dititip ke Izzat. Jadi dia dibawa ke Bareskrim untuk dititip surat penangkapan. Sekarang Izzat sudah di rumah cuma saya belum baca suratnya secara detail. Saya cuma tahu ada surat penangkapan dan suratnya sudah saya simpan,” pungkas Sari. (Asma Nur Kaida & Sutanto)
