Sabtu, 18 Mei 24

Budi Karya, dari Pedagang Menjadi Menteri

Budi Karya, dari Pedagang Menjadi Menteri
* Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Jakarta, Obsessionnews.com – Keuletan dan kerja keras mendatangkan kesuksesan. Ini yang terjadi pada Budi Karya Sumadi. 

Siapa yang mengira, pria sewaktu kecil sering membantu ibunya berjualan ini, sekarang menjadi Menteri Perhubungan.

Budi yang lahir di Palembang, 18 Desember 1956, menghabiskan masa kecil di kota kelahirannya. Menginjak usia 10 tahun, Budi  sempat membantu usaha orangtuanya berjualan sabun, lilin, makanan kering, dan selai pisang. Barang dagangan tersebut didatangkan dari luar daerah. Budi kecil menjual barang itu dengan dua metode, yaitu menitipkan di warung dan menjajakan sendiri ke calon pembeli.

Ayahnya seorang pejuang di Sumatera Selatan yang  bernama Abdul Somad Sumadi yang kala itu bekerja di Kanwil Deppen Sumsel (1962). Sebelumnya pernah bekerja sebagai guru dan utusan pemerintahan Bung Karno.

Sedangkan sang ibu, Kusmiati, bekerja sebagai guru TK yang kemudian menjadi anggota DPRD Sumsel tahun 1956-1959. Ibunya juga pernah menjadi Pimpinan Redaksi Obor Rakyat yang terbit tahun 1962.

Budi mengenyam pendidikan di SD Muhammadiyah Bukit Kecil. Kemudian, melanjutkan ke SMPN 1 Talang Semut Lama dan SMA Xaverius I. Setelah tamat SMA ia memutuskan hijrah ke Yogyakarta dan mengambil kuliah jurusan Arsitektur di Universitas Gadjah Mada (UGM) .

Ilmunya membawa ia bekerja sebagai Staf Dept Real Estate pada Business Development Pembangunan & Property Management PT Pembangunan Jaya (1982-1991). Selanjutnya, ia berhasil menduduki jabatan Direktur Utama PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk dan PT. Jakarta Propertindo pada (2004-2013). Sejak saat itu, berada dalam bagian Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) membuat Budi banyak terlibat di berbagai proyek ibukota.

Salah satu keberhasilan proyek yang pernah dibangun oleh PT. Jakarta Propertindo di bawah kepemimpinan Budi Karya yaitu merevitalisasi taman kota Waduk Pluit dan Waduk Ria-Rio, penyelesaian rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Marunda, serta Electronic Road Pricing (ERP).

Pencapaian kinerjanya menjadikan ia dipercaya menduduki posisi strategis di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai Direktur Utama PT Angkasa Pura II (2015-2016).

Selanjutnya, ia dilirik oleh Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Perhubungan periode 2016 – sekarang, menggatikan posisi Ignasius Jonan. (Popi)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.