Jumat, 26 April 24

Best In Political Party Management Partai Kebangkitan Bangsa

Best In Political Party Management Partai Kebangkitan Bangsa

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) adalah partai politik berideologi konservatisme di Indonesia. Partai ini mampu merawat konstituen tradisional khususnya kaum Nahdliyin di seluruh Indonesia dengan manajemen kepemimpinan yang egaliter, nasionalis, sekaligus religius. Karena itu, sejak didirikan di Jakarta pada 23 Juli 1998, PKB terus mendapatkan dukungan dari kader-kader militannya terutama di basis Nahdlatul Ulama (NU).

 

Kemampuan menata partai secara baik telah mengantarkan PKB lolos verifikasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk Pemilu 2019, dan juga Pemilu sebelumnya. Meski berbasis NU, PKB juga beranggotakan orang-orang yang berasal dari luar NU, bahkan beberapa kader ada yang non muslim. PKB dideklarasikan para kiai NU, di antaranya KH Ilyas Ruchiyat, KH Munasir Ali, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), KH Muhith Muzadi, dan KH Mustofa Bisri. Ketokohan dan kepemimpinan Gus Dur terbukti ampuh mendongkrak suara PKB di Pemilu 1999 dengan sukses besar memperoleh 13.336.982 suara (12,61 persen) setara 51 kursi di DPR RI. Gaya politik Gus Dur juga berhasil memikat koalisi poros tengah untuk menunjuk Gus Dur sebagai calon presiden. Melalui proses pemungutan suara pada Sidang Umum MPR, Gus Dur pun terpilih menjadi Presiden RI. Pada Pemilu 2004, PKB memperoleh 11.989,564 suara atau 10,57 persen dan mendapatkan 52 kursi di DPR. Namun pada Pemilu 2009, partai anak kandung NU ini hanya meraih 5.146.302 suara (4,95 persen) dan mendapat 28 kursi DPR. Barulah, pada era kepemimpinan Muhaimin Iskandar pada Pemilu 2014, perolehan suara PKB meroket kembali, yakni 11.298.957 atau 9,04 persen dengan mendapatkan 47 kursi di DPR.

 

Pada Pemilu 2019 mendatang, PKB termasuk dalam 15 partai politik yang lolos verifikasi faktual telah mendapatkan nomor urut peserta Pemilu 2019. PKB mendapat nomor urut 1 dalam pengundian nomor urut di KPU, Jakarta Pusat, Minggu (18/2/2018). Perolehan nomor urut satu memiliki arti tersendiri bagi Muhaimin. Menurut Ketua Umum PKB ini, nomor satu memiliki beribu makna dan arti. Sekalipun pada dasarnya semua nomor bagus. Namun, keponakan Gus Dur ini memiliki pandangan tentang spirit yang terkandung dalam nomor 1.

 

Makna nomor satu bagi seluruh keluarga besar PKB menurutnya pertama, PKB akan menjadikan Pemilu 2019 menjadi pemilu yang santun dan beradab sebagai hal nomor satu. Kedua, PKB menjadikan Pemilu 2019 sebagai perwujudan hak rakyat yang harus dijaga sebaik-baiknya sebagai hal nomor satu. Ketiga, PKB menjadikan Pemilu 2019 ajang kontestasi yang bebas SARA sebagai hal nomor satu. Keempat, PKB menjadikan Pemilu 2019 untuk NKRI yang lebih demokratis, tegak, tangguh dan kuat sebagai hal nomor satu. Kelima, PKB menjadikan Pemilu 2019 yang bebas dari ujaran kebencian, caci maki, hinaan dan fitnah dalam kampanye sebagai hal nomor satu. Keenam, PKB menjadikan Pemilu 2019 yang menjunjung kebersamaan bangsa setinggitingginya sebagai hal nomor satu. Ketujuh, PKB menjadikan Pemilu 2019 melalui proses yang sejujur-jujurnya dan seadil-adilnya sebagai hal nomor satu. Kedelapan, PKB bertekad Pemilu 2019 untuk mewujudkan Indonesia sejahtera sebagai hal nomor satu.

 

Pemilu 2019 adalah pemilu kelima bagi PKB. Kini, Muhaimin Sang Ketua Umum didorong sebagai calon wakil presiden (cawapres) dalam Pemilu 2019, dengan pemasangan poster di berbagai daerah. PKB salah satu partai pendukung Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2014 lalu dan hingga kini masih setia di pemerintahan Presiden Jokowi. Bahkan ada 4 orang kader PKB yang aktif menjadi menteri, yakni Eko Putro Sandjojo (Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi), M. Hanif Dhakiri (Menteri Ketenagakerjaan), Imam Nahrawi (Menteri Pemuda dan Olahraga) dan Khofifah Indar Pawaransa (Menteri Sosial). Namun, jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 ini, sikap PKB ketinggalan dengan partai-partai pendukung pemerintah lainnya yang sudah lebih awal menyatakan dukungan calon presiden (capres) kepada Jokowi. Bahkan, Muhaimin sendiri sekarang juga belum mau bicara soal dukungmendukung capres. Alasannya, ia khawatir akan mengganggu pemerintahan Jokowi-JK dalam membangun Indonesia jika bicara pilpres terlalu dini.

Meski demikian, Forum Kiai NU seJakarta Raya memberikan mandat politik kepada Muhaimin sekaligus menitip 5 agenda politik yang harus diwujudkan dalam Pilpres 2019. “Saya siap, ini perjuangan inklusif, untuk bangsa. Kita akan wujudkan persatuan Islam atas dasar kemanusiaan, keadilan, dan kebangsaan. Kita tidak boleh membangun persatuan atas kecurigaan dan kebencian,” tegasnya kepada media massa seperti dilansir dpp.pkb.or.id. Sementara Wakil Sekjen DPP PKB, Daniel Johan beralasan, PKB belum menentukan sikap terkait Pilpres 2019 karena semua keputusan yang berkaitan dengan pilpres akan ditentukan dalam Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas) pada bulan Juni, 2018. Dalam Muspimnas tersebut, imbuhnya, akan dibahas juga tentang strategi menjelang Pilpres 2019. Mengenai pilihan apakah kembali mendukung Presiden Jokowi atau membuat poros baru bersama partaipartai lainnya.

 

Namun yang pasti, kata Ketua Komisi IV DPR RI itu, PKB mendorong Muhaimin Iskandar menjadi cawapres. Muhaimin sendiri mengaku, banyak dukungan dari masyarakat kepada dirinya untuk maju pada Pilres 2019. “Tentu kembali kepada kesan yang saya tangkap dari teman-teman, salah satunya adalah karena mereka ingin aspirasi dan persoalan-persoalan kebangsaan perlu diperjuangan,” kilah Muhaimin dalam sebuah acara di salah satu TV nasional beberapa waktu lalu. Tekad bulat Muhaimin mengibarkan bendera kejayaan PKB terus dilakukan. Bahkan, dirinya sampai hari ini terus mengajak keluarga besar PKB untuk bekerja lebih keras dengan memasifkan politik silaturahim, membangun kantung-kantung kekuatan nahdliyin dan nahdliyah serta lebih memperkuat kembali sinergisitas antara NU dan PKB.

 

Pada pilkada serentak 2015, PKB mengklaim memenangkan 140 dari 264 daerah yang menyelenggarakan Pilkada. Sedangkan pada Pilkada Serentak 2017, Partai berbasis nasionalis religius ini berpartisipasi di 76 wilayah dan mengklaim menang di 40 wilayah. Semua keberhasilan PKB di kepemimpinan Muhaimin saat ini, tentunya tidak terlepas juga dari jasa besar pendiri PKB, Gus Dur dan kiai-kiai lainnya. Menurutnya, era setelah Walisongo, terutama Kanjeng Sunan Kalijaga tidak ada yang bisa berfikir untuk mengislamkan Indonesia dengan pendekatan budaya yang ramah, kecuali Gus Dur. “Gus Dur mendirikan PKB, bahkan dalam AD/ ART PKB tertulis dari NU untuk bangsa, dari ulama untuk bangsa, dari Islam untuk Indonesia, makanya semua dirangkul,” tutup pria yang akrab disapa Cak Imin ini. (Naskah: Arief Sofiyanto, Foto: Istimewa)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.