Jumat, 3 Mei 24

Begini Kronologis Pembatalan Diskusi LGBT

Begini Kronologis Pembatalan Diskusi LGBT
Semarang, Obsessionnews – Diskusi bertema Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) buatan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Gema Keadilan Fakultas Hukum Universitas Diponegoro terpaksa batal. Padahal, sedianya diskusi tersebut digelar pada Kamis (12/11/2015) kemarin. Tekanan sejumlah organisasi masyarakat (ormas) ditengarai menjadi penyebab batalnya acara tahunan itu.

Pemimpin Umum LPM Gema Keadilan, Febri Tuanto mengaku kegagalan tersebut akibat pelarangan pihak dekanat karena tekanan ormas tertentu. “Dalam waktu berbeda, tiba-tiba ada polisi dan ormas yang masuk ke dalam lingkungan kampus Fakultas Hukum,” ujar dia saat dihubungi obsessionnews.com.
 
Berdasarkan situs resmi LPM Gema Keadilan, berikut kronologis kejadian beserta foto.
Pada 6 Oktober 2015 lalu, Divisi Litbang LPM Gema Keadilan FH Undip mengadakan rapat untuk menentukan tema yang akan diambil untuk #NGOPI 6 (Ngobrol Pintar). Hasil rapat menyepakati tema : “LGBT dalam Sosial Masyarakat Indonesia”.
 
Selanjutnya, pada 11 November 2015 Gema Keadilan mempublikasikan poster COMING SOON ” diskusi lewat media official Line LPM Gema Keadilan FH Undip serta membubuhkan kalimat “Menantang mahasiswa yang pikirannya terbuka, karena belum tentu LGBT itu kelur dan belum tentu LGBT itu benar. Jangan terburu-buru mengambil sikap, mari datang #NGOPI 6 melihat suatu permasalahan dari sudut pandang yang lebih luas. Mengundang langusng Komunitas Gay Semarang dan para akademisi yang kompeten di bidangnya.”
 
Tanggal 12 November 2015, salah seorang panitia dihubungi oleh PD III FH Undip, lalu ditanyai mengenai tempat dan pukul berapa diskusi akan diselenggarakan. Selain itu, pihak dekanat juga memberitahu bahwa diskusi tidak oleh diselenggarakan dikarenakan isu tersebut dinilai sensitif dan dirasa akan berimbas pada citra Undip yang sedang dalam proses menuju PTNBH sehingga diskusi ini tidak diperbolehkan diadakan di kampus. Lalu telpon dari PD III sempat diserahkan ke Dekan yang mengatakan bahwa isu yang diadakan tergolong sensitif dan Rektor melarang diskusi tersebut untuk diadakan.
 
Divisi Litbang yang sedang mempersiapkan untuk diskusi #NGOPI 6 didatangi oleh satpam dan petugas kebersihan FH Undip yang menyampaikan bahwa acara ini harus dibatalkan karena tidak diperbolehkan oleh Rektor. Satpam juga menanyakan perihal surat peminjaman tempat. Setelah mendapatkan surat tersebut dari petugas kebersihan, satpam langsung menyampaikan kedua kalinya bahwa acara diskusi #NGOPI 6 tidak dapat diselenggarakan dan langsung menutup ruangan H.302. Tidak lama kemudian, PD III dan dosen pembimbing kami langsung menuju ke lantai 3 Gedung H untuk memastikan batalnya diskusi #NGOPI 6.
 
 
Pukul 15.38 WIB LPM Gema Keadilan memberitahukan pembatalan diskusi melalui official Line LPM Gema Keadilan dengan kalimat:
Selamat Sore peserta diskusi yang kami banggakan. Memberitahukan kepada seluruh peserta diskusi #NGOPI 6 dengan tema “LGBT dalam Sosial Masyarakat Indonesia” dengan ini kami selaku panitia dengan berat hati menyatakan bahwa demi keamanan peserta dan pembicara,diskusi tersebut dibatalkan karena:
1. Tidak diizinkan dan dilarang oleh Rektor dengan alasan merupakan suatu isu sensitif sedangkan Undip dalam proses menuju PTNBH
2. Polrestabes Semarang dan Polsek Tembalang mendatangi lokasi diskusi dan memberitahukan bahwa akan ada ormas Islam yang bertindak apabila diskusi tetap dilaksanakan.
Pukul 15.52 WIB Polrestabes Semarang mendatangi lokasi diskusi dengan membawa surat perintah untuk melaksanakan pengamanan tertutup yang didelegasikan pada 3 petugas kepolisian. Dua petugas yang mendatangi lokasi diskusi tersebut memotret kertas yang ditempelkan pada pintu H.302 dengan tulisan “DISKUSI LGBT dalam Sosial Masyarakat Indonesia DIBATALKAN” dan kemudian menyampaikan bahwa, “Apabila acara terus dijalankan, maka akan ada ormas yang bertindak.”
 
Sebanyak 3 narasumber diundang dalam acara yang membahas pemikiran LGBT secara luas. Mereka adalah Ketua Komunitas Gay Semarang, Yosef, Dosen HAM FISIP Undip, Marten Hanura dan Dosen Fakultas Kedoktern Undip, Zulfa Juniarto. Pimpinan tertinggi kampus, Prof Yos Johan Utama menyatakan pembatalan acara semata-mata agar kampus tidak diarahkan ke kepentingan pihak tertentu yang arahnya tidak baik.
“Nah kalau Undip kan menjunjung tinggi religius dan akhlakul karimah,” ujar dia sebagaimana dilansir tempo.co. (Yusuf IH)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.