Kamis, 2 Mei 24

Barong Ider Bumi, Ritual Tolak Bala

Barong Ider Bumi, Ritual Tolak Bala
* Festival Barong Ider Bumi di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. (Foto: Kementerian Pariwisata/Facebook)

Banyuwangi, Obsessionnews.com – Dewasa ini Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menjadi salah satu tujuan wisata yang menarik perhatian wisatawan domestik (wisdom) dan wisatawan mancanegara (wisman). Selain memiliki sejumlah objek wisata yang indah, Banyuwangi juga mempunyai kebudayaan yang menimbulkan decak kagum bagi wisdom dan wisman.

Banyuwangi konsisten mengangkat tradisi budaya menjadi sebuah atraksi yang menarik. Salah satu tradisi budaya tersebut adalah Barong Ider Bumi. Pada Sabtu (17/6/2018) digelar Festival Barong Ider Bumi di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah. Acara itu dihadiri Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

Menteri Pariwisata Arief Yahya. (Foto: Kementerian Pariwisata/Facebook)

Dikutip Obsessionnews.com dari laman Facebook Kementerian Pariwisata disebutkan Barong Ider Bumi adalah sebuah ritual tolak bala yang dilakukan di Desa Kemiren setiap tahunnya. Konon, sejarah tradisi Barong Ider Bumi dimulai pada tahun 1840. Saat itu Desa Kemiren diserang wabah penyakit yang mengakibatkan banyak warga meninggal. Selain itu, banyak petani juga mengalami gagal panen. Salah seorang sesepuh desa mendapat petunjuk, meminta petunjuk, warga diminta melakukan arak-arakan Barong sebagai bentuk tolak bala. Ritual tersebut pun dilakukan secara turun-temurun.

Festival Barong Ider Bumi ini ditandai dengan permainan angklung oleh para sesepuh di balai desa setempat. Lalu, Barong diarak keliling desa sambil diiringi nyanyian doa berbahasa Jawa. Nyanyian tersebut merupakan doa memohon keselamatan. Arak-arakan dimulai dari gerbang hingga pintu keluar masuk desa. Selama proses pengarakan, tokoh adat akan melakukan “Sembur Utik-utik”. Yakni kegiatan menebarkan uang logam, beras kuning, dan bunga sebagai simbol tolak bala. Setelah arak-arakan mencapai ujung desa, warga akan berebut memakan pisang yang dipajang. Prosesi berikutnya adalah selametan dengan makan pecel pitik secara bersama.

Pecel pitik adalah makanan khas Banyuwangi. Kulinernya menggunakan bahan utama ayam kampung yang masih muda. Setelah disembelih, ayam kampung dibersihkan lalu dipanggang secara utuh di perapian. Sedangkan bumbu yang digunakan sangat sederhana yaitu kemiri, cabai rawit, terasi, daun jeruk, dan gula. Setelah dihaluskan, bumbu dicampur dengan parutan kelapa muda.

“Yang dilakukan masyarakat Desa Kemiren dengan mengangkat tradisinya sebagai atraksi budaya sudah tepat untuk pengembangan pariwisata. Ini penting, karena wisatawan yang datang ke Indonesia 60 persennya karena tertarik budaya,” kata Menpar Arief Yahya.

Kegiatan ini, lanjutnya, harus dilestarikan karena merupakan salah satu syiar budaya Banyuwangi untuk dunia. Barong Ider Bumi dilakukan setelah Hari Raya Idulfitri oleh umat Islam. (arh)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.