Minggu, 19 Mei 24

Babak Baru Perang Ekonomi AS dan Eropa

Babak Baru Perang Ekonomi AS dan Eropa

Menyusul pengumuman sebuah proposal Departemen Perdagangan AS untuk memberlakukan bea cukai tinggi terhadap Eropa, Juru Bicara Komisi Eropa Margaritis Shinas pada Selasa (20/2/2018), memperingatkan bahwa negara-negara anggota akan langsung menanggapi setiap langkah proteksionis perdagangan oleh AS “secara proporsional”. Juru bicara Komisi Eropa menekankan bahwa pihaknya sangat mengkhawatirkan sanksi yang mempengaruhi bisnis Eropa.

Proposal Departemen Perdagangan AS sejalan dengan sikap Presiden AS Donald Trump untuk mendukung industri Amerika dalam menghadapi meningkatnya kehadiran dan pengaruh perusahaan-perusahaan Eropa dan Asia di pasar AS. Dukungan tersebut menjadi kesempatan emas bagi Trump untuk melaksanakan janji-janji perdagangannya selama kampanye pilpres lalu.

Sejak menjabat, Trump selalu menilai perdagangan bebas sebagai penyumbang utama gejolak ekonomi negaranya, dan mengancam akan menerapkan kebijakan proteksionisme. Dia telah berulang kali mengkritik hubungan perdagangan AS dengan negara lain, terutama dengan Cina dan Jerman.

Menteri Luar Negeri Jerman, Brigitte Zypries mengkritik keras kebijakan ekonomi dan perdagangan Donald Trump, dan menilainya akan merugikan industri AS sendiri.

Meskipun demikian, Trump tidak menggubris kritik tersebut. Bahkan, dia menunjuk para penentang keras kebijakan ekonomi pemerintah sebelumnya menempati jabatan kunci di departemen perdagangan dan kantor-kantor perwakilan perdagangan AS di berbagai negara dunia.

Pada Maret 2017, Trump mengumumkan dua instruksi untuk mengurangi defisit perdagangan AS. Pertama dengan, membatasi masuknya komoditas murah dari luar negeri ke Amerika Serikat. Kedua, memberlakukan denda berat bagi para importir barang impor asing. Mengenai instruksi kedua, Trump memerintahkan studi komprehensif terhadap defisit perdagangan AS dan semua pelanggaran terkait perdagangan yang merugikan Amerika dan para pekerja dalam negeri.

Tindakan ini telah memicu berbagai reaksi negatif. Dari sudut pandang negara-negara ekonomi baru dan negara-negara yang berorientasi ekspor seperti Jerman dan Cina, bahkan IMF, penerapan kebijakan proteksionisme dan penentangan terhadap globalisasi perdagangan tidak hanya berdampak buruk terhadap ekonomi global, namun juga terhadap perkembangan ekonomi negara-negara yang menerapkan kebijakan tersebut.

Menurut Luis Cobodo, seorang pakar ekonomi, kebijakan seperti itu tidak dapat mengimbangi ketimpangan eksternal dalam ekonomi dan perdagangan, dan sangat berbahaya bagi pertumbuhan ekonomi global.

Kini, dengan diajukannya prakarsa tersebut di departemen perdagangan AS untuk menerapkan tarif tinggi untuk sektor baja dan aluminium, sebuah lonceng bahaya telah dibunyikan dalam rangka melancarkan perang perdagangan yang meluas antara Amerika Serikat dan eksportir global utama. Langkah tersebut dapat menyebabkan perang meluas yang akan mempengaruhi Cina, Rusia dan Eropa. (ParsToday)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.