Sabtu, 18 Mei 24

Ada Peluang Hilal Dirukyat

Ada Peluang Hilal Dirukyat
* MASIH MUNGKIN : Prediksi Lapan bahwa lebaran akan berbeda, dibantah tim rukyat PWNU Jatim. Menurut perhitungan PWNU, kemungkinan hilal bisa dirukyat, masih sangat besar. Tampak tim rukyat dari Kemenag sedang melakukan rukyatul hilal dengan menggunakan teropong yang canggih‎. (GA Semeru)

Surabaya, Obsessionnews – Prediksi Kepala Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) Prof Dr Thomas Djamaluddin, bahwa posisi bulan pada 16 Juli 2015 mustahil bisa dirukyat, diluruskan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur.

Menurut Koordinator Tim Rukyatul Hilal PWNU Jatim, KH Sholeh Hayat SH, masih ada kemungkinan hilal dirukyat hari itu, Kamis (16/7/2015) yang telah disepakati para ahli falak sebagai akhir bulan Ramadhan.

“Irtifak hilal yang kurang dari 3 derajat, menurut astronomi sulit dilihat. Inilah yang disampaikan Thomas Jamaluddin Kepala Lapan beberapa waktu lalu. Tetapi, apa benar seperti itu? Dan kita punya catatan dan pengalaman, ternyata bisa. Jadi 1 Syawal belum tentu jatuh pada hari Sabtu (18/7/2015) seperti pendapat Lapan,” demikian disampaikan KH Sholeh Hayat, Senin (13/7/2015).

Seperti diketahui, menurut Kepala Lapan Prof Dr Thomas Djamaluddin, 1 Syawal jatuh pada hari Sabtu (18/7/2015), alasannya pada hari Kamis (16/7/2015) derajat‎ terlalu kecil, sehingga tidak mungkin, bahkan mustahil untuk dilihat.

Dengan demikian, kemungkinan besar 1 Syawal atau Hari Raya Idul Fitri tahun ini berbeda. Di satu sisi ada ormas Islam yang telah menetapkan kalender 1 Syawal pada 17 Juli, seperti Muhammadiyah, sementara Ormas seperti NU masih menunggu hasil rukyat, yang menurut Thomas mustahil berhasil.

Analisa Lapan inilah yang dibantah PWNU Jatim. Tim rukyat NU Jawa Timur justru berpendapat bahwa 1 Syawal 1436 H bisa saja jatuh pada hari Jumat, 17 Juli 2015. Alasannya, posisi hilal pada Kamis 16 Juli 2015, sudah memungkinkan untuk dirukyat.

Soleh Hayat membeberkan fakta dan argumentasinya. Pertama, pendapat dari para tokoh hisab di Badan Hisab Rukyat Jatim, bahwa irtifak hilal diakhir Ramadan 1436 H, dengan rujukan 8 sistem masih sangat memungkinkan untuk dilihat. Rujukan dimaksud adalah dari durusul falakiyah, ephimeris hisab rukyat, bulugh al wathor, as syahru, tsamarotul fi ghr, ittifa’ dzatil bain, ad darul anik, semua rujukan ini mengasilkan hitungan ketinggian hilal antara 2,05 sampai 2,58 derajat.

Bahkan pada sistem lain dengan rujukan 10 kitab di antaranya khulashoh al wafi yah, matlaus said, durrul mastlup, hakiki, qowaidul falakiyah, irsyadul murid, al falakiyah, tashilul misatsal dan nurul anwar, menghasilkan hitungan ketinggian hilal 3,2 sampai 3,29 derajat.

Terlebih dua kitab salaf sullamun nayyiren dan fathurrouf f i l manannan, mengitung ketinggian hilal di 29 Ramadan tahun ini sudah mencapai 4,45 sampai 4,59 derajat. Dua puluh sistem tersebut menghitung ijtimak ahir Ramadan semua sepakat terjadi hari Kamis 16 juli sekitar jam 07,39 sampai 09,00. Dengan begitu kesimpulan 1 Syawal jatuh hari Jumat, tanggal 17 Juli.

“Berangkat dari sini, maka, hilal sangat mungkin dirukyat,” jelasnya.

Ada catatan yang menarik dengan peristiwa ijtimak dan ketinggian hilal yang sama, yakni penentuan hilal pada awal ramadan 4 Agustus 1978 dan 24 Juli 1979. Saat itu ijtimaknya terjadi sekitar jam 08 pagi dan irtifak hilal antara 2 sampai 3 derajat, ternyata rukyat di pusat badan meteorologi Jakarta dan di observasi Pelabuhan Ratu Sukabumi, bisa melihat. Jadi?

“Saat ini ada lebih dari 61 titik lokasi rukyat, bila tidak terhalang mendung, ada potensi rukyat berhasil dilihat pada Kamis (16/7/2015) nanti,” pungkasnya. (GA Semeru)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.