Jakarta, Obsessionnews.com – Konflik di Papua seolah tak pernah reda. Gerakan separatisme di Bumi Cendrawasih ini masih bebas berkeliaran melakukan teror. Tak heran setiap kali ada kerusuhan di Papua rawan ditunggangi kelompok ini. Seperti halnya kerusuhan yang terjadi di Papua belakangan ini, kelompok separatisme juga ikut mendompleng sehingga memicu keributan.
Baca juga:
Moeldoko Ungkap Dalang Kerusuhan Papua
Kapolda Pastikan Situasi di Papua Sudah Berjalan Kondusif
Meski aksi-aksi Papua kerap berakhir dengan cara anarkis, kemelut di Papua tidak bisa diselesaikan dengan cara-cara represif dengan memukul rata para demonstran. Karena bisa jadi tidakan represif akan memicu keributan yang lebih besar. Berbeda dengan daerah lain, menyelesaikan persoalan Papua memang butuh pendekatan dan cara yang berbeda. Papua masuk menjadi daerah khusus.
Menurut tokoh nasional Rizal Ramli, ada lima langkah yang bisa ditempuh pemerintah guna meredam konflik di Papua dan memenuhi rasa keadilan bagi masyarakat.
Pertama, sebut Rizal Ramli, terkait dengan adanya dorongan Papua dan Papua Barat untuk keluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, pemerintah sejatinya meniru cara Presiden RI ke-4,Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dengan membuka ruang dialog dengan tokoh-tokoh adat layaknya keluarga yang berbeda pendapat,
“Gus Dur selalu menganggap teman-teman Papua yang ingin merdeka ini seperti saudara sendiri. Jadi penyelesaiannya dengan membuka ruang dialog secara terbuka seperti menyelesaikan persoalan keluarga,” ujar Rizal dalam tayangan ILC, Selasa (3/9/2019)
“Kalau ada anak-anak kita mau keluar rumah, masa kita gebuk, masa mau kita usir, masa mau kita bilang silakan. Justru kita pakai alat untuk intropeksi dan cari jalan keluar.”
“Apakah sebagai orangtua saya sudah benar atau belum, sudah adil belum, saya perhatikan anak-anak saya sama atau ndak?” ujar Rizal menambahkan.
Halaman Selanjutnya
