Jumat, 29 Maret 24

Breaking News
  • No items

YLKI Temukan Tiga Indikator Penyebab Produk Buah Segar

YLKI Temukan Tiga Indikator Penyebab Produk Buah Segar
* Ilustrasi buah-buahan.

Jakarta, Obsessionnews.com – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) telah melakukan survei peredaran buah di wilayah Jakarta sejak bulan September 2016, pihaknya menemukan tiga indikator penyebab produk buah segar.

Survei tersebut dilakukan di lima pasar, yakni tiga ritel modern dan dua pasar tradisional. Peneliti YLKI Eva Rosita mengatakan pihaknya telah mengambil  20 sampel buah yang terdiri 11 buah impor dan 9 buah lokal. Dari keseluruhan, buah impor 63 persen sementara buah lokal hanya 36 persen.

“YLKI menilai bahwa sejauh ini label dalam produk buah segar belum menyediakan informasi secara jelas, benar dan jujur seperti yang dibutuhkan konsumen,” ungkap Eva. Senin (5/12/2016).

Ia menuturkan, saat ini informasi buah segar hanya terdapat di peti kemasan dengan keterangan yang tidak terakses oleh konsumen. Tak hanya itu, YLKI juga menyayangkan adanya masalah terkait rantai distibusi yang terlalu panjang.

“Permasalahan rantai distribusi juga menjadi masalah klasik dalam peredaran buah segar. Bahkan untuk buah lokal butuh proses panjang dari petani sampai ketangan konsumen,” ujar Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi.

Efek dari rantai panjang tersebut, YLKI menilai akan menimbulkan cara negatif bagaimana buah tetap segar hingga sampai ke konsumen.

“Alhasil untuk menghindari kerugian dan tetap menarik minat konsumen, oknum pedagang eceran menggunakan segala cara untuk membuat buah nampak terlihat segar, termasuk dengan penggunaan berbagai macam bahan kimia,” tutur Tulus.

Kondisi tersebut membuat YLKI akan memangkas rantai distribusi buah segar, terutama buah lokal sehingga menjaga kualitas buah untuk tetap segar hingga dikonsumsi masyarakat.

Selain itu, YLKI akan menerapkan Good Agricultural Practices (GAP) dan menyusun ketentuan regulasi dengan mewajibkan importer dan distributor untuk menyantumkan label pada kemasan buah. (Aprilia Rahapit)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.