Selasa, 16 April 24

Wow…Keren! Ini Jurus yang Dilakukan Riska Haneri Majukan MI Attolibin

Wow…Keren! Ini Jurus yang Dilakukan Riska Haneri Majukan MI Attolibin
* 1. Orang tua siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Attolibin di Kecamatan Sebulu, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, bekerja bakti memperindah kelas dengan suka rela. (Foto: dok. Tanoto Foundation)

Menggerakkan Peran Serta Masyarakat

Selain menggerakkan masyarakat untuk berperan lebih besar dalam gerakan literasi sekolah, Riska juga menggerakkan mereka terlibat dalam banyak kegiatan lainnya.

Bersama komite dia membentuk paguyuban kelas dan membuat WA grup untuk masing masing paguyuban kelas. Melakukan rapat dengan komite dan perwakilan paguyuban kelas ketika diperlukan. Keterlibatan mereka semakin besar setelah Riska melaksanakan Rencana Tindak Lanjut  Pelatihan Peran Serta Masyarakat program PINTAR kerja sama dengan Dinas Pendidikan, Kemenag, dan  Tanoto Foundation.

Salah satu pertemuan yang berhasil menggerakkan masyarakat untuk mengubah wajah sekolah dilakukan pada 26 Oktober lalu. Setelah secara terbuka menceritakan kebutuhan-kebutuhan sekolah dan pendanaanya dan menggali apa yang bisa dilakukan orang tua siswa, akhirnya orang tua siswa sepakat untuk memperindah kelas tempat anak mereka belajar.  Setelah sepakat, masing-masing wali kelas berkumpul di kelas masing-masing membahas konsep bagaimana memperindah kelas,  pembagian tugas dan dana-dana yang dibutuhkan.

Sabtu, 27 Oktober, hampir seluruh  orang tua siswa hadir di madrasah. Mereka membawa cat, bahan bangunan, bunga dan sebagainya. Sehari penuh mereka membangun pojok baca, melukis dinding-dinding kelas sesuai konsep yang sudah dirapatkan di hari sebelumnya. Mereka secara suka rela memperbaiki di luar dan di dalam kelas.

Dinding kelas yang dulunya kusut berubah menjadi indah dan menyenangkan bagi siswa. Ada gambar planet-planet, bunga-bunga dan pepohonan dan bintang-bintang. Di pojok kelas didirikan juga pojok baca yang dibuat dari kayu-kayu hasil sumbangan orang tua siswa.

Orang tua siswa juga diajak oleh komite untuk menata bangku sesuai dengan model pembelajaran aktif.

“Di kelas enam, kami ubah bentuk bangku menjadi berkelompok. Ini sesuai dengan model pembelajaran aktif yang kami dapatkan dari program PINTAR,” Ketua Komite MI Attolibin Armat.

Para siswa merasa senang dengan bentuk kelas yang baru. Mereka sangat antusias saat memasuki kelasnya yang terasa lain.

“Mereka sungguh-sungguh menunjukkan rasa senangnya. Katanya suasana sangat baru dan menyenangkan,” tandas Armat memberi kesaksian.

Halaman selanjutnya

Pages: 1 2 3 4

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.