Kamis, 18 April 24

Wow! Ayam Pelung yang Berkokok Harganya Jutaan Rupiah

Wow! Ayam Pelung yang Berkokok Harganya Jutaan Rupiah
* Agus Triyanto,S.Pt. (alumni Fakultas Petermakan Unsoed, angkatan 2011)

Hubungan alumni dengan almamater beserta dengan adik tingkatnya tidak lekang oleh waktu, seperti seorang kakak yang bertemu dengan adiknya maka banyak pelajaran hidup yang dapat diteladani dan dipelajari. Contohnya, ketika mahasiswa mendatangi kakak alumninya.

Yakni, saat mahasiswa S1 Fakultas Peternakan (Fapet) Unsoed angkatan 2017 sejumlah tiga orang yaitu Oditya Nur, Risi Iqmalati, dan Tiara Utami yang berkunjung ke alumni Fapet Unsoed angkatan tahun 2011 Agus Triyanto, S.Pt. (Mas Agus).

Mahasiswa tersebut berencana akan meneliti kualitas spermatozoa ayam pelung dengan memberikan variasi pengencer atau dengan perbandingan campuran pengencer semen agar kualitas yang dihasilkan semakin baik.

Dengan adanya penelitian ini, Mas Agus berharap hasil yang diperoleh dapat diterapkan pada kegiatan perkawinan buatan yaitu Inseminasi Buatan (IB) pada ayam pelung, sehingga akan meningkatkan produktivitas dan mutu genetik ayam pelung secara efisien.

Mas Agus merupakan pemilik peternakan ayam pelung di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas dan juga anggota Komunitas ayam pelung Barlingmascakeb yang bernaung di Himpunan Peternak dan Penggemar Ayam Pelung Nusantara (HIPPAPN).

Ia mulai tertarik untuk memelihara ayam pelung tersebut, berawal dari kunjungan ke peternakan ayam pelung di Cianjur pada saat masih menjadi mahasiswa. Alasan lain Mas Agus memelihara ayam pelung juga dikarenakan ayam pelung merupakan ayam lokal Indonesia asal Cianjur Jawa Barat yang harus dikembangkan dan ditingkatkan populasinya.

“Ayam pelung memiliki bobot tubuh yang tinggi, bahkan satu ekor ayam dapat memiliki bobot sampai 6 kg,” tuturnya

Ayam pelung juga merupakan ayam yang biasa dinikmati keindahan “kokok” atau suaranya yang indah dan berbeda dengan ayam tipe berat lainnya yang sebagian besar digunakan untuk ayam aduan, sehingga kontes ayam pelung tidak menyakiti hewannya dan sangat minim terjadinya perjudian.

Selain itu, harga bibit ayam pelung yang tinggi, umur 1 bulan sudah jelas jenis kelamin 150.000 rupiah / pasang, 2-5 bulan 250 – 500 ribu rupiah/ekor. Ayam pelung yang sudah mulai “kokok” 250 ribu rupiah sampai jutaan rupiah tergantung kualitas “kokok” yang tentunya sangat menguntungkan.

Menurut Mas Agus, pemasaran ayam pelung biasanya melalui media sosial (facebook) atau “story WA” untuk ayam pelung yang keturunanya jelas. Untuk ayam pelung (asal pelung) di pasar hewan banyak. Adapun untuk ayam pelung yang harga jutaan biasanya dikalangan “penghoby” pada saat Kontes.

“Ayam pelung perlu dikembangkan dan ditingkatkan populasinya agar ayam lokal yang berasal dari daerah Cianjur tersebut akan tetap lestari,” jelas Mas Agus.

Pecinta ayam pelung di Kabupaten Banyumas cukup tinggi sehingga dibentuklah komunitas ayam pelung Barlingmascakeb sebagai wadah untuk memudahkan komunikasi antar peternak terkait seluk-beluk ayam pelung.

Komunitas ayam pelung Barlingmascakeb beranggotakan kurang lebih 70 anggota aktif yang intens berkomunikasi dengan memanfaatkan grup Whatsapp.

Mas Agus berharap adanya komunitas ayam pelung Barlingmascakeb dapat meningkatkan populasi ayam pelung di Indonesia, utamanya dengan pemurnian galur yaitu dengan mengawinkan ayam pelung jantan dan betina yang asli.

Komunitas ini juga diharapkan dapat bersinergi dengan dua bidang pokok yaitu pendidikan dan pemerintahan. Gambaran hasil dari sinergi antara komunitas dengan pemerintahan dan pendidikan yang diharapkan yaitu terciptanya bibit unggul ayam pelung hasil pemuliaan dan penelitian bidang pendidikan.

Sinergi dengan pemerintahan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat karena adanya kontes sehingga menarik orang luar untuk berkunjung dan menikmati pariwisata dan kebudayaan unggulan daerah sehingga dapat meningkatkan pendapatan asli daerah.

“Dengan adanya kerjasama tersebut, diharapkan komunitas juga dapat menjadi lebih berkembang, dan dapat menjadi sarana untuk mencari ilmu tentang dunia ayam pelung bagi masyarakat,” papar Mas Agus yang didampingi  ungkap Humas Dies Natalis Fapet Unsoed ke-54 Ir. Alief Einstein,M.Hum, minggu lalu. (Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.