Jumat, 29 Maret 24

Breaking News
  • No items

WNI di Kapal China Mengerikan, Disuruh Buang Jenazah Teman ke Laut

WNI di Kapal China Mengerikan, Disuruh Buang Jenazah Teman ke Laut
* adegan dalam video yang beredar soal ABK Indonesia yang di lempar ke tengah laut. (Foto: Youtube)

Mengerikan dan menyedihkan! Pengalaman pahit warga negara Indonesia (WNI) sebagai awak kapal ABK Indonesia di kapal China disuruh buang jenazah teman sendiri ke laut. Para ABK ini hanya bisa mengiba bahwa dirinya hanya ingin menguburkan temannya dengan layak.

Tiga jenazah awak kapal Indonesia yang bekerja di kapal berbendera China dibuang ke laut, padahal rekan-rekan mereka telah memohon kepada kapten kapal untuk menyimpan jenazah agar bisa dimakamkan dengan layak.

Pengalaman pahit itu, sulit dilupakan para ABK yang kini tengah berada di Busan, Korea Selatan. “Kami sudah ngotot, tapi kami tidak bisa memaksa, wewenang dari dia [kapten kapal] semua,” kata NA, salah satu ABK kapal Long Xing 629 kepada BBC News Indonesia, Kamis (7/5/2020).

“Mereka beralasan, kalau mayat dibawa ke daratan, semua negara akan menolaknya,” tambah NA.

Rekan NA, MY menyebut mereka hanya ingin menguburkan teman mereka dengan layak. “(Akhirnya) Kami mandikan, salati dan baru ‘dibuang’,” sebut MY.

Koordinator ILO Asia Tenggara untuk Proyek Perikanan, Abdul Hakim mengatakan proses pelarungan atau sea burial diatur dalam ILO Seafarers Regulation.Aturan itu memperbolehkan kapten kapal memutuskan untuk melarung jenazah dalam kondisi, antara lain jenazah meninggal karena penyakit menular atau kapal tidak memiliki fasilitas menyimpan jenazah, sehingga dapat berdampak pada kesehatan di atas kapal.

Selain pengalaman tak terlupakan melarung jenazah teman, para ABK juga mengklaim mereka mengalami eksploitasi, mulai dari jam kerja yang panjang dengan waktu istirahat minim, hingga perbedaan makanan dan minuman dengan awak kapal China.

“Kami bekerja lebih dari 18 jam sehari, mulai jam 11 siang sampai jam 4 dan 5 pagi. Waktu istirahat makan hanya 10-15 menit,” ujar awak kapal Indonesia lainnya.

Dilaporkan bahwa lima nelayan di kapal ikan setelah bekerja 13 bulan hanya dibayar USD120 (sekira Rp1,7 juta). Itu berarti gaji bulanan mereka hanya senilai kurang dari USD10 (sekira Rp150.000).

Dalam konferensi pers Kamis kemarin (7/5), Menteri Luar Negeri Retno Masudi mengatakan ia sudah memanggil Dubes China di Jakarta untuk mendesak otorita negara itu menyelidiki kondisi di kapal China itu dan juga meminta pertanggung jawaban pihak kapal. (*/bbc.com)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.