Jumat, 19 April 24

Waspadalah ‘Kuasa Senyap’

Waspadalah ‘Kuasa Senyap’

FAHRI HAMZAH :

Rasanya, publik perlu tahu banyak tentang kekuatan-kekuatan non formal yang mengendalikan politik, ekonomi dan opini dalam negara kita. Mereka itu sembunyi tetapi terasa. Mereka tidak pernah berani ada yang melawan karena mereka bisa mematikan perlahan.

Mereka sebenarnya sangat takut dengan keterbukaan. Karena mereka senang bekerja di belakang layar. Mereka tidak suka publik tahu apa yang mereka punya. Kuku mereka tersembunyi di balik senyum. Para pejabat menjadi mangsa utama. Bukan untuk dilawan tapi berkawan.

Kita tidak bisa menyebut nama, tapi imajinasi kita bisa menerka. Cara kerja mereka halus. Sumberdaya mereka tidak terbatas; uang, lobby dan kekuasaan. Mereka tidak suka membuat partai tapi suka menguasainya. Mereka tidak suka jadi pejabat tapi menguasainya.

Mereka suka mengadu domba. Kalau di depan layar mereka tidak bisa. Maka mereka memilih di belakang layar. Menjadi dalang yang mengatur semua permainan. Mereka ada di tempat mereka harus ada. Mereka berkuasa bahkan mengatur keputusan lembaga negara.

Mereka yang memilih siapa yang akan dijadikan musuh publik (Public enemy) atau idola publik (Public Idol). Mereka menciptakan imajinasi tentang apa yang menjadi ideal bagi masyarakat dan apa yang jelek bagi masyarakat.

Mereka tidak suka ada konsolidasi. Mereka tidak suka negara kompak. Pokoknya, barisan yang kompak itu musuh mereka karena penyusupan itu metode inti mereka. Hati disusupi dengan keraguan dan saling meragukan, pikiran disusupi penyimpangan dan akhirnya langkah berantakan.

Mereka bekerja melalui isu-isu yang melumpuhkan kekuatan dan harga diri bangsa. Kebanggaan kita pada diri sendiri dicabut. Kita menjadi membenci diri sendiri. Setiap hari ruang publik dipenuhi fitnah kasat mata yang diproduksi mereka.

Sekali lagi,
Saya sebut mereka kekuatan informal, maya dan tersembunyi. Mereka punya kemampuan lobby dan solidaritas tinggi. Mereka disatukan oleh kepentingan untuk mengendalikan tanpa alat kendali resmi. Mereka ini anarki.

Saya merasakan cara kerja mereka. Apalagi jika mereka sedang merusak lembaga negara. Saya tahu kenapa mereka tidak suka DPR menjadi kuat dan independen karena mereka tidak suka ada lembaga yang mengawasi ketat. Mereka bermain di tempat yang banyak uang dan kuasa.

Di DPR,
Lembaga ini pilihan rakyat, orangnya jelas dan kewenangannya jelas. Mereka juga mudah diawasi tapi jumlah mereka banyak. Bahaya kalau mereka semua sadar tentang bahaya kekuatan maya. Maka mereka tak boleh kuat, biar aja ribut tapi lemah.

Uang di DPR sedikit sekali padahal mereka mengawasi kuasa yang begitu besar dan uang yang begitu besar. Tapi citranya DPR ada pesta pora habiskan uang negara. Mereka penjahat berdasi yang setiap hari bikin rakyat sengsara. Itulah setting

Akhirnya rakyat punya musuh bersama, partai politik yang wajahnya paling banyak di DPR dan DPRD di seluruh Indonesia. Kelompok #KuasaSenyap ini merancang komunikasi negatif kepada lembaga legislatif. Di atas itu mereka menunggang eksekutif. Pesta pora aset negara.

Partai politik adalah fondasi bagi demokrasi dan kekuasaan disusun berdasarkan hasil pemungutan suara rakyat. Bayangkan kalau partai politik dinegasi dan keberadaannya dianggap benalu. Seluruh bangunan kita rapuh.

Itulah agenda #KuasaSenyap dalam merusak reputasi partai politik agar mereka mudah menguasainya dan menggantinya. Kader parpol yg katanya mengalami kaderisasi lama2 gak laku dan yang laku adalah orang yang ditunjuk oleh mereka.

Coba lihat, daerah2 strategis selalu diusahakan dipimpin oleh bola liar sampai ke tingkat negara. Orang2 yang tidak punya tradisi membangun kelembagaan demokrasi. Mereka yang menganggap remeh pentingnya membangun tradisi dalam negara.

Mereka membesarkan lembaga adhoc seolah lebih penting dari yang permanen. Kepada kita disajikan pertunjukan horor tentang sebuah negara penuh maling dan dalam negara itu hanya ada satu pahlawan.

Kawanan maling berasal dari parpol dan para pejabat yang mereka pilih. Lalu digambarkan seolah mereka sedang merusak negeri. Dan datanglah para penolong negeri tidak berasal dari parpol. Mereka adalah orang suci karena tidak pernah berpolitik.

Para mafia #KuasaSenyap bersembunyi dibalik orkestra semacam itu. Semacam orkestra bunuh diri. Sebuah negara sepanjang tahun diwarnai kecemasan dan pertunjukan memuakkan. Mereka mengatur agar negara lemah. Proxy war berlanjut terus.

Ada yang menarik dari pola kerja #KuasaSenyap ; tidak suka parpol tapi suka kekuasaan, tidak suka legislatif tapi gemar menguasai eksekutif, senang dengan pemimpin yang tidak senang parpol, memuji lembaga adhoc dan memaki lembaga inti negara, dll.

Coba lihat pola dan konsistensinya, intinya mereka tidak suka negara menjadi kuat. Mereka pemecah belah barisan Republik dan setelah melemahkan lembaga legislatif mereka menyusup ke lembaga-lembaga negara yang tidak mau dikontrol. Padahal kuasa mereka besar.

Saya tidak akan menyebut nama dan lembaga. Tapi marilah kita belajar untuk memahami musuh kita dalam imajinasi. Sebab yang terbiasa membayangkannya akan mudah menggambarkannya.

Itu juga cara kerja mereka. Mereka menguasai cara berpikir kita karena terlalu mudah ditebak. Akhirnya kita mudah dikalahkan. Kita sekarang kalah. Tapi kita jangan mau mengalah. Kita harus percaya diri bahwa kita bisa bangkit.

Kalau kita percaya diri bahwa kita baik, punya niat baik dan tidak gampang dirusak oleh siasat dan melihat maka kita akan menang. Negara kita akan kuat menghadapi para pengkhianat. Para penyusup yg merusak.

Mari bersatu dan kembali.
#PawaiPersatuan
#PawaiKebangsaan
#MerdekaBro!

(Twitter @Fahrihamzah – Canberra 27/11/2017)

Wakil Ketua DPR RI

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.