Kamis, 28 Maret 24

Breaking News
  • No items

Wantimpres Sekadar Hadiah Hiburan?

Wantimpres Sekadar Hadiah Hiburan?
* Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan selamat kepada Wiranto usai dilantik menjadi anggota Wantimpres periode 2019-2024 di Istana Negara, Jakarta, Jumat (13/12/2019). (Foto: setkab.go.id)

Dengan gagalnya Oesman Sapta Odang alias OSO gabung di Wantimpres, merupakan kerugian bagi Arifin Panigoro. Sebab praktis tidak punya teman tiktok untuk bermain di internal Wantimpres. Rupanya dengan masuknya Wiranto di Wantimpres, sepertinya cukup efektif menghalau masuknya OSO ke jajaran Wantimpres. Mengingat perseteruannya yang cukup sengit antar keduanya di internal Partai Hanura.

Apakah dengan adanya Sidarto yang loyalis Soekarno dan dekat dengan Megawati, maupun Pakde Karwo yang eksponen alumni GMNI, bisa seirama dengan Arifin untuk menyelaraskan agenda-agenda strategis keduanya? Bisa ya bisa juga tidak.

Adanya Habib Lutfi yang punya akses langsung baik ke mantan Presiden SBY maupun presiden petahana, tampaknya Habib Lutfi justru berpeluang jadi pemain kunci dibandingkan Wiranto dan Arifin yang saling kunci, mengingat keduanya punya agenda sendiri-sendiri pasca lengsernya Soeharto.

Maka selain Habib Lutfi dan Sri Dato Sri Tahir, adanya Putri Kuswinu Wardarni  justru bakal jadi pemain-pemain jangkar yang cukup strategis, untuk menyusun agenda-agenda di balik berita. Sebab sosok Putri harus dibaca sebagai perpanjangan tangan ibunya di istana.

Kalau kita baca konstelasi dalam Wantimpres melalui komposisi dan anatomi para anggotanya, maka kubu Wiranto/SBY maupun kubu Arifin yang bersatu dalam percepatan lengsernya Soeharto, kali ini berada dalam satu keranjang.

Apakah disatukannya dalam satu keranjang bernama Wantimpres ini sekadar hadiah hiburan? Sepertinya begitu. Karena harus diakui, gagalnya desakan kubu Arifin untuk merevisi UU KPK dan menganulir terpilihanya Firli sebagai Ketua KPK baru, dan tersingkirnya Wiranto dan bursa kabinet menyusul bergabungnya Prabowo dalam pemerintahan Jokowi, agaknya tak ada pilihan lain kecuali Wantimpres sebagai tempat persinggahan untuk sementara.

Saya jadi teringat nasihat penyair kondang Iwan Simatupang, bahwa ada baiknya kita jangan berada di lapangan permainan, cukup berada di pinggir lapangan. Tapi meski di pinggir lapangan, jangan terlalu jauh dari lapangan permainan. Nah, Wantimpres, rasanya pas betul dengan petuah Iwan Simatupang itu. (*)

Pages: 1 2

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.