Wantimpres Jadi DPA, Jokowi Ogah Pusing

Wantimpres Jadi DPA, Jokowi Ogah Pusing
Obsessionnews.com - Presiden Jokowi ogah pusing menyikapi langkah DPR merevisi UU Wantimpres dan mengganti nomenklatur menjadi Dewan Pertimbangan Agung (DPA). Jokowi menilai hal itu menjadi domain DPR, sekalipun nantinya bakal dibahas dan disahkan bersama pemerintah. Menurut Jokowi, perubahan UU Wantimpres yang menjadi inisiatif DPR sehingga perdebatannya biar terjadi di parlemen. Sementara revisi menjadi kontroversi karena di luar agenda prolegnas. Baca juga: DPA Bangkit dari Kubur, Jawab Kepentingan Siapa? “Itu inisiatif dari DPR. Tanyakan ke DPR," kata Jokowi dalam sela-sela kunjungan ke Bandan Hurip, Lampung Selatan, Lampung, Kamis (11/7). Secara terpisah, Ketua DPP PDIP yang juga anggota Komisi II DPR Djarot Saiful Hidayat meminta masyarakat mengawal proses revisi. Dirinya mengakui pembahasan revisi UU Wantimpres dikebut melalui Badan Legislasi (Baleg) DPR sehingga menimbulkan kecurigaan publik. Menurutnya, DPA sudah tercantum dalam Undang-Undang Dasar (UUD) NRI Tahun 1945. Kalau mau dihidupkan lagi, pembahasannya harus serius dan cermat, terlebih menempatkan DPA bukan di bawah presiden tetapi sejajar dengan lembaga lainnya. "Apalagi, posisinya itu sejajar, apa betul seperti itu? Sejajarnya seperti apa? Terus bagaimana pengisian orangnya?" kata Djarot. Dirinya juga berharap DPA nantinya bukan menjadi fasilitas untuk bagi-bagi jabatan. Soal ini, Sekjen PAN Eddy Soeparno membantahnya. Menurut Eddy, revisi bertujuan untuk memperkuat tugas dan fungsi Wantimpres. Dia menilai sulit mengubah nomenklatur Wantimpres menjadi DPA karena sudah diatur dalam konstitusi dan harus melalui amendemen untuk mewujudkannya. Revisi UU Wantimpres, lanjut Eddy, mempertegas fungsi dan wewenang Wantimpres memberikan nasehat dan masukan kepada Presiden, baik diminta maupun tidak. Artinya, anggota Wantimpres harus tokoh senior yang memahami beragam bidang untuk membantu pemerintahan berjalan optimal. "Di pemerintahan manapun ada namanya advisory council to the president begitu, dan itu ada dan itu sangat lazim," kata dia. (Antara/Erwin)