
Banda Aceh, Obsessionnews – Banyak persoalan yang muncul pasca penandatanganan MoU di Helsinki. Hampir 10 tahun sudah perdamaian namun banyak tantangan, banyak hal yang harus kita hadapi. Kita contoh perjuangan Rasulullah, mari bahu membahu membangun Aceh. Eksekutif dan Legislatif harus bekerjasama dan kita bangun kebersamaan, kita tak boleh putus asa. Kita harus mampu menjawab tantangan ini agar seluruh butir-butir perdamaian direalisasi.
Sepenggal ajakan tersebut disampaikan oleh Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Al-Haytar pada acara Maulid (Memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW) sekaligus Peusijuek (Syukuran) Kantor baru Paertai Aceh di Banda Aceh, selasa (7/4).
Pada kesempatan ini Wali Nanggroe menyampaikan kepada ribuan undangan dari berbagai unsur seperti para anggota dewan, dan anggota Partai Aceh dan Komite Peralihan Aceh (KPA) dari 23 kabupaten/kota di Aceh.
Dari hasil liputan obsessionnews.com, Gubernur dan Wakil Gubernur tidak hadir dalam acara akbar partai penguasa di bumi serambi mekah ini. Muzakir Manaf yang akrab disapa Mualem tidak berada dalam jajaran tempat duduk khormatan yang berada di barisan terdepan. Mualem merupakan ketua umum Partai Aceh (PA) juga sekaligus ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) yang merupakan organisasi para kombatan-kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Salah satu panitia pelaksana acara Maulid dan Peusejuek Kantor Baru PA, Fakrur Razi menjelaskan kepada obsessionnews.com mengenai absennya Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh.
“Doto (panggilan akrab Gubernur aceh) tidak dapat berhadir karena berada di Malaysia saat ini, sedangkan Mualem lagi berada di Amerika hingga berhalangan hadir. Tapi hal tersebut tidak mengurangi subtansi dan kesakralan acara karena masih dihadiri Wali Nanggroe Malik Mahmud Al-haytar yang memberikan sambutan serta kader-kader Partai Aceh terbaik seperti Abu Radak, Kautsar, H. Muhammad Amru, Tgk Muhar dan lain-lain,” ujar Fakrur setelah acara selesai. (Agung Sanjaya)