Kamis, 25 April 24

Wakil Menteri ATR/Waka BPN Bekali Program Penguatan Kapasitas Personel Lemhannas RI

Wakil Menteri ATR/Waka BPN Bekali Program Penguatan Kapasitas Personel Lemhannas RI
* Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional (Wamen ATR/Waka BPN), Surya Tjandra. (Foto: Humas Kementerian ATR/BPN)

Jakarta, Obsessionnews – Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional (Wamen ATR/Waka BPN), Surya Tjandra berkesempatan untuk menjadi pembicara dalam kegiatan Penguatan Kapasitas Personel Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Tahun 2021 dengan tema Making Indonesia 4.0 secara daring, Kamis (15/07/2021).

Pada kegiatan tersebut, peserta dibekali program penguatan kapasitas personel dengan pendekatan Theory U dan Systems Thinking untuk memahami struktur permasalahan sistemik, perbedaan konsep berpikir linear dan sistem, serta cara mengkomunikasikan tantangan-tantangan sistemik secara efektif.

Surya Tjandra memaparkan, poin penting dari Theory U adalah dua sumber dan dua siklus pembelajaran, yakni belajar dengan merefleksikan pengalaman-pengalaman masa lalu dan belajar dari masa depan.

“Siklusnya kita belajar dari masa lalu, kemudian bertindak, mengamati, merefleksi, merencanakan, bertindak lagi. Kemudian dalam teori ini, belajar dari masa depan juga rasanya perlu, terlebih dalam situasi yang begitu cepat,” ujarnya dalam kesempatan tersebut.

Di dalam Systems Thinking, terdapat istilah presencing dan absencing, di mana pada saat yang sama, manusia menghadapi tantangan yang sebaliknya. Menurutnya, setiap ada keinginan untuk berkembang dan berkreativitas, selalu ada tantangan hingga intervensi.

“Keberhasilan dari suatu intervensi tergantung kondisi internal dari si pelaku intervensi. Intervensi adalah mindset. Bagaimana mengubah pikiran dan perilaku yang sudah mendarah daging. Rasanya tidak bisa tidak kalau ingin membuat perubahan. Orang itu harus berubah dulu,” tegas Wamen ATR/Waka BPN.

Surya Tjandra melanjutkan, dalam mengamalkan Theory U dan Systems Thinking, Lemhannas RI mempunyai tugas strategis untuk membantu pemerintah, baik pusat maupun daerah. “Lemhannas bisa membantu kami yang berada di birokrasi pemerintahan untuk berpikir strategis, lebih global, apa situasi yang sedang terjadi di dunia dan bagaimana posisi relatif Indonesia. Kemudian apa yang terjadi di pemerintahan kita, apa yang bisa dikontribusikan,” tuturnya.

Ia pun menggambarkan bahwa situasi yang sedang dihadapi dunia saat ini adalah pandemi Covid-19. Situasi ini menuntut pemerintah untuk mengambil keputusan yang lebih bijaksana dengan mempertimbangkan antara kesehatan dan perekonomian masyarakat.

“Reasonable mind dan emotional mind harus dikombinasikan agar melahirkan sebuah kebijakan yang baik. Ini tidak bisa hanya di tengah, tidak bisa hanya satu sisi. Satu nyawa bernilai, tapi perlu juga pertimbangan ekonomi untuk penghidupan masyarakat,” tutur Surya Tjandra.

Wamen ATR/Waka BPN menambahkan, pemerintah sebagai sosok yang berhadapan langsung dengan masyarakat perlu melihat suatu persoalan dari berbagai sisi. Pemerintah juga membutuhkan pemimpin yang memiliki konsep-konsep kepemimpinan yang salah satunya adalah kemampuan untuk menunda penilaian, sinisme, dan ketakutan. Selain itu, kepemimpinan juga merupakan kemampuan untuk menyadari dan membangun konteks bersama.

“Bukan polarisasi, ini sebuah sistem yang menciptakan konteks bersama, sebuah sistem yang membentuk masa depan. Kepemimpinan adalah sebuah fenomena distributif yang diterapkan secara konsisten,” pungkasnya. (Has)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.