Washintong DC, Obsessionnews – Hal-hal yang berbau supranatural masih menjadi magnet bagi banyak orang di dunia. Tak terkecuali di negara super moderen macam Amerika Serikat (AS) sekalipun.
Pernah, di tahun 2010, ada lembaga survei di AS, Zogby Interactive, mengurai fakta bahwa sebanyak 37 persen responden percaya adanya hantu berbentuk manusia atau hewan. Bahkan 23 persen responden mengaku pernah dikunjungi kerabat atau teman yang telah meninggal.
Sementara, sebanyak 20 persen responden mengaku pernah melihat atau mendengar suara hantu, walau tak dijelaskan seperti apa bentuknya. Selain itu, 22 persen orang yang disurvei menyatakan kendati belum melihat langsung, namun punya teman atau kerabat yang mengaku pernah kontak dengan mahluk halus.
Demikian hasil jajak pendapat lewat internet yang melibatkan 2.100 responden dewasa, dengan marjin kesalahan kurang lebih 2,2 persen.
Tanpa survey ini, sebenarnya publik juga sudah mahfum kalau di AS soal mistik masih jadi perhatian. Kalau tidak, mana mungkin film ‘The Conjuring’ menempati posisi di daftar film horor terlaris dengan pendapatan yang mencapai US$ 137 juta.
Atau ‘Paranormal Activity’ yang menjadi film paling menguntungkan berdasarkan return on investment.
Cerita-cerita tentang tempat berhantu pun kadang masih menjadi tema menarik untuk dibahas. Irawan Nugroho dari Washington DC, mengungkap hal menarik tentang dunia paranormal tersebut.
Meskipun sesuatu yang menyeramkan, kadang ada juga cerita-cerita tersebut menjadi sesuatu yang unik dan mungkin ada yang sedikit bisa membuat kita tersenyum.
Kita mulai dari Philadelphia. Kota sejarah kemerdekaan AS yang dibangun pada 1682 ini menyimpan segudang cerita hantu yang menjadi salah satu daya tarik kota ini. Banyak rumah dan gedung tua konon masih dihuni para makhluk halus jaman kemerdekaan dulu.
Misalnya, Betsy Ross House, Bishop White House, Library Hall, City Tavern, House in the Hollow atau Powell House. Dan paling sedikit ada lima perusahaan wisata yang menawarkan tur ke tempat-tempat angker ini. Biayanya berkisar antara 15-50 dolar untuk satu tempat.
Bisa jadi, seandainya makhluk-makhluk halus itu tahu kalau rumah mereka dijadikan obyek wisata, pasti mereka akan minta bagian.
Tapi ada cerita misteri di AS yang berkaitan dengan Indonesia. Ceritanya, di tahun 1988, ada salah seorang tokoh keraton yang mengantarkan berobat keluarganya di Washington. Ia menginap di hotel yang persis berhadapan dengan kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), sebuah gedung tua yang dibangun tahun 1900. Lokasinya di kawasan Dupont Circle, tepatnya di 2020 Massachusetts Avenue.
Berjarak hanya 1,5 km dari Gedung Putih. Tiba di tengah malam, dari jendela kamar hotelnya sang istri raja itu melihat keluar dan terlihat banyak tamu sedang berpesta di dalam KBRI. Sang permaisuri membatin, “saya ini istri raja kok nggak diundang pesta di KBRI?”
Esok harinya, si permaisuri bertanya kepada penjaga malam/resepsionis KBRI, mengapa ada pesta dia tidak diundang. Dengan santainya “dubes malam” KBRI ini mengatakan: “Saya sendirian semalam bu, sepi-sepi saja nggak ada pesta apa-apa.” Ia pun terkejut. Rupanya istri raja ini hanya melihat penampakan para “penghuni” gedung KBRI yang memang hobinya suka iseng menggoda para tamu yang datang ke gedung tua.
Masih seputar hantu di gedung KBRI. Ceritanya kembali ke sekitar tahun 1970-an. Ceritanya, di tengah malam yang sepi, seorang staf lokal iseng bermain piano sendirian di Ruang Garuda, salah satu ruang disana. Ketika itu, sebuah piano diletakkan di ruang tersebut persis dekat dengan orgel tua yang tidak lagi terpakai.
Ia pun memencet tuts demi tuts piano memainkan irama. Usai bermain piano, tiba-tiba terdengar tepuk tangan meriah di belakangnya. Si staf lokal kaget luar biasa, dan lari ketakutan. Tidak ada penonton kok ada yangg tepuk tangan? Mungkin permainan pianonya luar biasa sampai hantupun tepuk tangan.
Kalau ini cerita di hotel lain. Tepatnya di Mayflower Park Hotel, Seattle. Hotel tua juga. Dibuka sejak tahun 1927, dan merupakan hotel yang juga bersejarah di kota ini. Seperti biasa, hotel tua ini menyimpan cerita-cerita hantu dan misteri yang selalu menarik.
Konon, sering terlihat penampakan “penyambut tamu” yang tiba2 menghilang di lorong hotel. Sejumlah tamu yang menginap di kamar 1120 sering merasa ada ‘orang’ lain yang berada di kamarnya. Katanya, si makhluk halus itu adalah seorang kakek yang dulunya menginap di lantai enam dan sampai sekarang tidak pernah check-out.
Tapi, kata pegawai hotel, hantu senior ini baik hati dan tidak suka mengganggu. “Alhamdulilah, sudah tiga malam tidak ada gangguan di kamar saya di lantai 9, mungkin karena saya pasang tanda Do Not Disturb di pintu. Hehehe..”
Tapi tak kalah menarik adalah cerita di Gedung Kongres di Capitol Hill, Washington. Jika Anda pernah menyaksikan film ‘Night at The Museum’ mungkin sedikit sama ceritanya. Sudah rahasia umum, gedung Kongres yang dibangun pada 1800 ini menyimpan banyak cerita hantu.
Salah satunya adalah di Statuary Hall, tempat patung para tokoh Amerika berdiri. Cerita para Satpam, staf atau mereka yang kerja lembur hingga larut malam sering mendengar suara-suara aneh di ruangan besar ini. Bahkan, konon ada yang melihat patung-patung ini suka bergerak sendiri, bahkan turun dari tempatnya berdiri dan menari-nari pas malam tahun baru. Mungkin mereka sudah capek dan bosan berdiri terus jadi patung.
Tapi ada satu hotel yang konon tak sedikit gangguan hantunya tapi disukai banyak presiden. Namanya Benson Hotel di pusat kota Portland, Oregon. Sebuah hotel klasik dengan arsitektur dan desain yang mewah. Hotel yang dibangun pada 1913 ini termasuk hotel bersejarah dan menjadi daya tarik bagi para presiden AS yang berkunjung ke Portland.
Mulai dari Presiden William H. Taft, Dwight Eisenhower, John F. Kennedy, Richard Nixon, Ronald Reagan, Bill Clinton, George W. Bush hingga Barack Obama, semuanya pernah menginap di hotel ini.
Dan seperti biasa karena hotel bersejarah, banyak cerita-cerita hantu juga yang beredar di kalangan tamu dan pegawai hotel. Konon, banyak yang melihat penampakan makhluk halus di lantai 7, 9 dan 12. Tapi ya, itu tadi, para presidennya menyukai hotel tersebut (rez)
