Rabu, 17 April 24

Wah, BPS Klaim Masyarakat Indonesia Tambah Bahagia

Wah, BPS Klaim Masyarakat Indonesia Tambah Bahagia

Jakarta, Obsessionnews – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa sepanjang tahun 2014 masyarakat Indonesia mengalami peningkatan kebahagiaan dibandingkan dengan tahun 2013.

“Indeks Kebahagiaan Indonesia tahun 2014 sebesar 68,28 pada sekala 0-100. Terjadi peningkatan kebahagiaan penduduk Indonesia dibandingkan dengan tahun 2013 yang hanya sebesar 65,11” kata Kepala BPS Suryamin dalam paparannya di Jakarta, Kamis (5/2/2015).

Menurut dia indeks kebahagiaan tersebut merupakan rata – rata dari angka indeks yang dimiliki oleh setiap individu di Indonesia. Artinya semakin tinggi nilai indeks tersebut berarti tingkat kehidupan masyarakat yang bahagia juga semakin banyak. Sebaliknya, semakin rendah indeks kebahagiaan tersebut maka kehidupan bahagian masyarakat juga semakin sedikit.

Sebagai informasi, indeks kebahagiaan pertama dirilis pada tahun 2013 berdasarkan hasil setudi dengan representasi estimasi tingkat nasional. Sedang untuk tahun 2014, BPS melaksanakan pengukuran tingkat kebahagiaan melalui Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK).

Adapun responden SPTK tersebut terdiri dari 70.631 pasangan keluarga yang tersebar diseluruh profinsi dengan komposisi sebanyak 57,84 persen adalah responden perkotaan dan 42,16 persen dari pedesaan. Kemudian 50,98 persen laki – laki dan 49,02 persen perempuan dengan tingkat pendidikan setara SD sebanyak 27,60 persen, setara SMA 21,78 persen, serta 9,2 persern tamatan perguruan tinggi.

Dalam survei tersebut ada beberapa aspek yang di ukur BPS seperti, pendapatan rumah tangga, kondisi rumah dan alat, aspek pekerjaan, pendidikan, kesehatan, ketersediaan waktu luang, aspek hubungan sosial, kondisi sosial, keamanan dan lingkungan hidup.

Hasilnya, lanjut Suryamin, semua tingkat kepuasan penduduk terhadap semua aspek kehidupan mengalami peningkatan dibanding tahun 2013. Peningkatan tertinggi ada pada aspek pendapatan rumah tangga penduduk Indonesia yang meningkat 5,06 poin, dari yang sebelumnya hanya 58,03 persen menjadi 63,09 persen.

Sementara yang peningkatannya paling rendah adalah aspek keharmonisan kehidupan keluarga yang hanya meningkat sebesar 0,78 poin. Selain itu, menurut status perkawinannya, responden yang belum menikah memiliki indeks kebahagiaan yang lebih tinggi.

“Menurut status perwakinan, yang belum menikah indeks kebahagiannya 68,77, ini paling tinggi. Ya karena tidak mikir apa-apa. Tidak ada yang menggelayuti pikiran,” kata dia.

Secara lebih terperinci, Suryamin menyatakan bahwa responden yang sudah menikah memiliki tingkat kebahagiaan yang sedikit lebih rendah dibanding yang belum menikah. “Penduduk yang bersetatus belum menikah dan menikah cenderung relatif sama indek kebahagiaannya,” ujar dia.

Lebih lanjut BPS juga menyebutkan bahwa dibandingkan dengan pasangan hidupnya, kepala rumah tangga cenderung kurang bahagia.

“Menurut gender atau jenis kelamin perempuan lebih bahagia daripada laki-laki. Indeks kebahagiaan perempuan 68,61, sementara laki-laki 67,94,” ujar dia.

Sementara itu, responden cerai mati memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi dari pada cerai mati. “Cerai hidup tidak bahagia diantara status perwakinan 65,04. Cerai hidup ini, karena masih kelihatan, ini bikin enggak bahagia,” terang Suryamin. (Kukuh Budiman)

Related posts