
Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik meminta kepada masyarakat untuk tak panik menghadapi kebijakan pemerintah yang melakukan pembatasan BBM bersubsidi.
“Pasalnya, ada pernyataan miring yang menyebutkan bahwa dengan adanya langkah kebijakan ini seolah-olah dilapangan terjadi kelangkaan BBM subsidi. Saya minta makanya jangan dibikin paniklah, inikan penghematan sedikit. Jadi tidak banyak, tapi lumayan lah nambah napas hingga akhir tahun. Kurang-kurang 2 liter lah, makanya daripada enggak dihemat. Kan lebih baik mengendalikan,” ujar Jero, saat konferensi pers Menteri ESDM dan Kepala BPH Migas mengenai pengendalian jenis BBM tertentu di Tahun 2014, di Kantor ESDM, Jakarta, Selasa, 5 Agustus 2014.
Lebih lanjut politisi Partai Demokrat ini menambahkan, langkah kebijakan pemerintah terkait dengan pemangkasan kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dari 48 juta kiloliter menjadi 46 juta kiloliter pada tahun ini bertujuan untuk penghematan BBM sehingga kuota BBM subsidi akan aman hingga akhir tahun.
Hal tersebut sejalan dengan pemerintah yang telah menerbitkan Surat Edaran BPH Migas Nomor 937/07/Ka BPH/2014 tanggal 24 Juli 2014, tentang pengendalian konsumsi BBM bersubsidi.
Dimana Surat Edaran ini guna menjaga agar konsumsi BBM bersubsidi tidak lebih dari kuota BBM bersubsidi yang dipangkas menjadi 46 juta kiloliter di tahun 2014.
Sedangkan ditempat yang sama Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya menambahkan, sejauh ini Pertamina telah memiliki perhitungan tersebdiri dari penghematan tersebut yakni sebesar 1,34 juta kiloliter.
“Pertamina punya hitungannya sendiri, kami proyesikan sampai akhir tahun dari 46 juta kiloliter, akan ada nambah 1,34 juta kiloliter jika tidak ada pengendalian ini,” ucapnya.
“Jadi 1,34 juta kiloliter itu angka yang diperoleh penghematan. Itu pokoknya cukup 46 juta kiloliter sampai dengan akhir tahun 2014 ini,” tutup Hanung.