Sabtu, 20 April 24

Virendra Prakash Sharma Dianugerahi Penghargaan ‘Best CEO Private Sector 2017’

Virendra Prakash Sharma Dianugerahi Penghargaan ‘Best CEO Private Sector 2017’
* Virendra Prakash Sharma.

Dialah motor penggerak utama dalam semua pencapaian PT Mitra Adiperkasa (MAP) sejak berdiri tahun 1995. Hingga Kuartal III tahun lalu, laba bersih perusahaan melonjak 10 kali lipat dibanding perolehan sembilan bulan pada 2015.

Laba bersih sebesar Rp 120 miliar dicapai berkat melonjaknya penjualan yang tumbuh 9,5% menjadi Rp10,3 triliun. Terutama ditopang segmen grosir dan eceran. Sukses diraih setelah tiga tahun melakukan konsolidasi internal dan berbagai inisiatif transformasi. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pun menyematkan peringkat idAA.

Warga negara India kelahiran 1958 ini bergabung di MAP sejak 1990. Bagi MAP, dialah motor penggerak perusahaan. Namun bagi industri ritel di Tanah Air, Sharma boleh disebut salah satu pionir modern retail di Indonesia.

Di bawah kepemimpinannya, MAP tumbuh besar dari hanya satu gerai pada 1990 menjadi lifestyle retailer terdepan di Indonesia, dengan lebih dari 22.000 karyawan, lebih dari 2000 gerai retail di 69 kota.

Sebagai penghargaan atas kontribusinya atas dunia retail di Indonesia, Sharma menjadi salah satu finalis Ernst & Young Entrepreneur of the Year (Indonesia) Award pada 2007, serta CNBC’s Asia Business Leaders Awards pada 2012.

Hingga tahun lalu, MAP di bawah kepemimpinannya tetap menjadi perusahaan yang tumbuh sehat. Perusahaan dengan kode emiten MAPI ini mencatat kenaikan pendapatan sebesar 9,5% di kuartal III/2016 jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Berdasarkan keterangan resmi perseroan, pendapatan bersih perusahaan meningkat sebesar 9,5% menjadi Rp10,3 triliun dari Rp9,4 triliun yang diraih pada periode yang sama di tahun 2015. Laba usaha tumbuh sebesar 89% dari Rp305 miliar menjadi Rp577 miliar.

Sementara itu, laba bersih untuk sembilan bulan pertama 2016 adalah sebesar Rp120 miliar, atau meningkat dari Rp 20 miliar yang diraih pada periode yang sama di tahun 2015. Total kas dan setara kas yang dimiliki hingga akhir September 2016 mencapai Rp564,70 miliar, atau naik dari Rp503,89 miliar diperiode yang sama tahun sebelumnya.

Keberhasilan kinerja keuangan itu antara lain dicapai berkat konsistensi perusahaan dalam melaksanakan Agenda Transformasi 2014 – 2016, di tengah situasi perlambatan ekonomi nasional sepanjang tahun lalu. Konsolidasi internal dan inisiatif transformasi, membuat inventory level telah kembali normal.

Penjualan ritel merupakan kontributor terbesar perusahaan. Hingga kuartal III 2016, penjualan ritel tercatat Rp 7,05 triliun atau setara dengan 68,51% terhadap total pendapatan bersih Rp 10,29 triliun. Sementara total kuartal III 2016 tersebut tumbuh 9,46% ketimbang realisasi pendapatan bersih kuartal III 2015.

Ekspansi gerai Zara ke Ho Chi Minh City, Vietnam, juga berdampak positif terhadap kinerja keuangan, baik dalam jangka pendek maupun menengah. Ekspansi ini menambah daftar negara yang dimasuki perseroan setelah Singapura, Malaysia, dan Thailand.  Zara merupakan merek internasional asal Spanyol yang dimiliki oleh Inditex Group. Gerai Zara di Vietnam terletak di Ho Chi Minh dengan menempati area seluas 2.400 meter persegi.

Perseroan menjadi pemegang 100% saham Mitra Adiperkasa Vietnam Co Ltd. Sedangkan di dalam negeri, Mitra Adiperkasa mengelola sebanyak 15 gerai Zara yang tersebar di Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Bali.

Perseroan juga mempercepat ekspansi pada bisnis makanan dan minuman. Lewat anak usaha milik MAPI, perusahaan mengoperasikan merek-merek gerai makanan dan minuman MAPI, seperti Starbucks, Pizza Express, Krispy Kreme, Cold Stone Creamery, dan Godiva.

Masih pada kuartal III 2016, segmen food and beverages (F&B) memberi kontribusi sekitar 21% pada laba usaha MAPI. MAPI terutama akan menambah gerai kopi Starbucks yang merupakan salah satu bisnis paling menguntungkan di segmen F&B.

Gerai Starbucks memang masih mendominasi pasar gerai kopi dengan jumlah gerai kini mencapai 275 gerai. MAPI terus menambah jumlah kedai kopi ini lewat ekspansi di gedung perkantoran dan rumah sakit.

Di sisi lain, specialty store milik MAPI juga tetap mengontribusi pendapatan terbesar. Saat ini, sekitar 68% pendapatan MAPI berasal dari specialty store. Pendapatan dari department store hanya 18%. Sedang gerai makanan dan minuman memberi kontribusi 12% ke pendapatan.

Memperhitungklan kinerja laba Kuartal III, kalangan analis memprediksi pendapatan MAPI tahun 2016 akan naik dari Rp 13,79 triliun menjadi Rp 14 triliun, dengan prediksi laba dari sebelumnya Rp 108,23 miliar jadi Rp 182,31 miliar.

September tahun lalu, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pun memberikan peringkat idAA- kepada MAPI. Peringkat tersebut diberikan sesuai ekspektasi bahwa margin profitabilitas perusahaan dapat dipertahankan dalam jangka pendek dan menengah, didukung oleh efisiensi operasional dan pengelolaan persediaan yang lebih baik.

Pefindo menilai faktor-faktor yang mendukung peringkat, antara lain, posisi pasar MAPI dengan konsep ritel yang kuat dan terdiversifikasi, lokasi toko yang relatif beragam, dan perlindungan arus kas di atas rata-rata.

Wakil Presiden Direktur PT MAP Tbk  ini  termasuk salah seorang dari lima CEO perusahaan swasta yang dianugerahi penghargaan  “Best CEO Private Sector 2017” dalam acara Obsession Awards 2017 di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Kamis (30/3/2017). (Andi Nursaiful)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.