Kamis, 25 April 24

Unsyiah Guncang Amerika Melalui Seni

Unsyiah Guncang Amerika Melalui Seni
* Tarian di Amerika

Banda Aceh, Obsessionnews – Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh baru-baru ini memperkenalkan beberapa tari tradisional Aceh di Amerika Serikat (AS) dalam acara Symposium and Performing Art Series on Muslin Women Voices.

Ragam tarian tradisional Aceh seperti piasan raya, ratoh duek, poo, meusekat, guel, bines, melayu, dan seudati telah dipentaskan di 4 tempat yang berbeda yakni Holly Cross University di Worcester, Wesleyan University di Middletown, Asia Society di New York dan Wellesley College di Wellesley. Kegiatannya berlangsung 20 Februari – 6 Maret 2015.

Anggun Hayati Rahman
Anggun Hayati Rahman

Salah satu penari, Anggun Hayati Rahman saat ditemui obsessionnews.com, menjelaskan sebanyak 10 peserta dari Pusat Seni Unsyiah yang dikirim ke AS merupakan tim juara Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) ke-11, Unsyiah diundang Wesleyan Center for the Arts dan Asia Society ke AS untuk ikut kegiatan tersebut.

“Alhamdulillah sangat bersyukur dan bangga bisa berkesempatan ikut dalam kegiatan seperti ini, belum pernah mimpi bisa nari ke luar negeri. semoga ini jadi awal yang baik,” terang Anggun yang merupakan gadis kelahiran Takengon 25 Mei 1994 ini.

tarian di Amerika-

Anggun juga menambahkan tanggapan orang tua sangat positif dan mengizinkan gadis yang  kuliah di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Syiah Kuala ini.

“Awalnya orang tua keberatan, karena takut mengganggu perkuliahan, tapi sekarang alhamdulillah orang tua telah mengizinkan dan juga bangga. Dengan syarat menari tapi tidak mengganggu perkuliahan,” jelas anak ke-3 dari 5 bersaudara ini.

menyanyikan lagu tari di Amerika

Ia pun berharap, semoga ini langkah awal untuk memperkenalkan budaya dan tradisi serta suku-suku yang ada di Aceh kedunia Internasional. “Harapan kami, tim tari aceh di kelembagaan Pusat Kajian dan Pengembangan Seni Universitas Syiah Kuala (Center for the Arts of Syiah Kuala University) semoga terus konsisten mengampanyekan kekayaan budaya dan tradisi Aceh yang saat ini masih belum dikembangkan secara maksimal,” cetus Anggun.

“Kepada Pemerintah Aceh dan Pemerintah Republik Indonesia kami harapkan memperhatikan kekhasanahan budaya bangsa,” tambahnya. (Agung Sanjaya)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.