Kamis, 25 April 24

Unbelievable Karl Marx

Unbelievable Karl Marx

Oleh: Zeng Wei Jian,  Aktivis Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KOMTAK)

 

KARL Marx, seorang pemarah, perokok berat, alkoholic, orang stres, jarang mandi, kena penyakit kulit dan liver. Bisul kronik serang badannya, di dagu, hidung, jidat, bahkan penis. Tahun 1867, Marx nulis surat kepada Friedrich Engels. Dia bilang, “The bourgeoisie will remember my carbuncles until their dying day”.”Carbuncles” artinya bisul (boils).

Karl Marx mengklaim teorinya sebagai karya scientific. Komunis, dulu dan sekarang, serempak bilang: Amiiiin…!! Sekaligus menuding pendapat non-marxist sebagai “tidak ilmiah”.

Teori Marx sebetulnya invalid thoughts. Semua teorinya berasal dari “deductions based on second-hand knowledge” atau “vindication rather than investigation”. Nggak berasal dari investigasi, riset dan fakta. Thus, artinya “tidak ilmiah”.

Marx mencetuskan teori. Friedrich Engels diminta mencari ‘proof’ sebagai validasi teori tersebut. Ini metode terbalik dari ilmiah. Opposite to science. Absurd memang. That’s Marxist.

Bukan cuma Marx, pengikutnya juga begitu. Stalin nggak pernah berusaha cari tau apa kebutuhan rakyat. Dia hanya melihat statistik. Sebelum berkuasa, Lenin terkenal sebagai “a library socialist” yang nggak pernah mengunjungi pabrik.

Sama seperti Lenin, sebagai “pembela buruh”, Marx ngga pernah ke pabrik. Shocking Truth. Soal ini ngga pernah dibuka oleh para propagandis “communist ideas”. Engels pernah empat kali minta Marx mengunjungi pabriknya. Marx ngga mau. FA Hayek adalah orang yang buka rahasia ini.

Aneh tapi nyata, Marx nggak punya teman berprofesi sebagai buruh. Lenchen (the family maid) adalah satu-satunya “working class” yang dikenal Karl Marx.

Lenchen adalah nama kecil “Helene Demuth” (1820-1890), pembantu Jenny von Westphalen (istri Karl Marx). Mary Gabriel dalam bukunya “Love and Capital” menulis “He (Marx) was having sex with Lenchen on Dean Street”.

Dengan Lenchen, Marx punya tiga anak. Salah satunya, Frederick Demuth (1851-1929). Marx minta Engels mengakui “Freddy” sebagai anaknya. Stalin mengubur dokumen soal ini, karena dinilai sebagai aib.

Pengetahuan Karl Marx soal dinamika bisnis dan industrialis patut diragukan. Teorinya lebih pantas disebut “propaganda”. Dia ngga pernah konsultasi dengan Frederik Philips (sepupu Marx) yang mendirikan Philips Company di tahun 1891. Lampu-lampu Phillips itu produknya.

Contoh lain betapa ‘unscientific’ otak Karl Marx bisa dilihat dari pendapatnya soal negro. Di suratnya kepada Engels, dalam rangka menyerang Ferdinand Lassalle, Marx menulis:

“It is now quite plain to me-as the shape of his head and the way his hair grows also testify-that he is descended from the negroes who accompanied Moses’ flight from Egypt (unless his mother or paternal grandmother interbred with a nigger). Now, this blend of Jewishness and Germanness, on the one hand, and basic negroid stock, on the other, must inevitably give rise to a peculiar product. The fellow’s importunity is also nigger-like.”

Bagi Marx, bentuk kepala dan rambut sudah cukup sebagai bukti bahwa Lassalle adalah keturunan negro yang ikut Nabi Musa exodus dari Mesir. Menurutnya, keturunan hybrid antara Yahudi, Jerman dan Negroid adalah produk aneh. Ngga berlebihan bila ada yang berpendapat bila Karl Marx adalah seorang rasis.

Selama hidupnya, Marx ngga pernah kerja. Seperti rayap, dia menggerogoti uang orang tuanya. Marx pernah bilang, keluarganya cukup kaya. Karena itu, sudah jadi tugas mereka untuk mendanai perjuangannya. Ini khas komunistik agitator: “Jadi Parasit Sosial”. Mengharuskan orang kaya mendanai “perjuangan kelas” mereka. Kalo ngga mau, mereka bakal distigma sebagai “kontra revolusioner”. Kepala para “capitalist roader” ini akan dipenggal saat komunis berkuasa.

Karl Marx mati sebagai orang miskin. Hutangnya di mana-mana. Orang tua dan mertuanya stop kasi pinjaman. Bikin Marx defood (kelaparan).

Pernah suatu kali, Engels nyaris frustasi. Istrinya meninggal dunia. Marx kirim ucapan turut berduka cita. Hanya satu baris. Selanjutnya oret-oretan Marx adalah soal pinjem duit. Akhirnya Engels sadar, Marx bercita-cita jadi pengangguran abadi.

Di tahun 1869, Engels memutuskan membiayai Marx. Biaya itu berasal dari keuntungan bisnisnya. Artinya, Marx hidup dari exploitasi kaum buruh yang banting tulang dan peras keringat di pabrik-pabrik milik Engels. Ini bener-bener absurd. Marx, sebagai pioneer anti eksploitasi buruh justeru hidup, ngerokok, minum wine dan makan lemak dari “nilai lebih” (value added atau Mehrwert) hasil kerja kaum buruh. Ngga perlu kerja dan berkeringat. Hanya orang gila yang mengidolakan Karl Marx. (***)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.