Rabu, 24 April 24

UMKM Produktif, Dewi Tenty: Peningkatan Produktivitas yang Berdaya Saing

UMKM Produktif, Dewi Tenty: Peningkatan Produktivitas yang Berdaya Saing
* Pegiat Koperasi dan UMKM Dewi Tenty Septi Artiany. (Foto: Fikar Azmy)

Jakarta, obsessionnews.com – Bicara tentang produktivitas sering kali terjebak dengan suatu kondisi di mana pelaku UMKM akan dikatakan produktif apabila menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk berproduksi, padahal apabila dilihat dari arti kata productivity yang terdiri dari product dan activity, yaitu perbandingan rasio antara Output terhadap Input.

“Dapat dikatakan bahwa Produktivitas yang tinggi adalah apabila kita dapat melakukan pekerjaan dalam waktu sesingkat mungkin dengan penggunaan sumber daya yang sesedikit mungkin, jadi adanya perbandingan antara input dan output atau dengan kata lain semakin produktif apabila output melebihi input,” ujar Pegiat Koperasi dan UMKM Dewi Tenty Septi Artiany dalam keterangan tertulisnya, Kamis (15/4/2021).

Dengan memahami arti produktivitas diharapkan para pelaku UMKM dapat meningkatkan hasil produksinya dengan meminimalisir waktu, tenaga dan biaya, akan tetapi hal ini tidak akan dapat terjadi dengan sendirinya perlu dilakukan suatu upaya.

“Salah satunya yaitu dengan mempergunakan tool and technic (peralatan dan metoda) yang tepat untuk produk yang di hasilkannya,” ungkap perempuan yang akrab disapa Teh Dete ini.

Penggunaan peralatan dan pemilihan metoda untuk meningkatkan produktivitas bagi produk UMKM haruslah di dasarkan pada adanya suatu kesadaran (awareness) dari pelaku UMKM akan pentingnya suatu prilaku produktif yang akan membantu meningkatkan produktivitasnya.

Selain itu juga diperlukan adanya perubahan sikap (improvement) dari pelaku UMKM guna mendorong terjadinya efisiensi produksi, dan yang terakhir di perlukan suatu pemeliharaan (maintenance) dari kesadaran dan perubahan sikap tersebut agar supaya kegiatannya menjadi sesuatu yang berkelanjutan (sustained).

Salah satu kendala yang dihadapi dan yang sering terjadi di Indonesia adalah bagaimana suatu kegiatan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan, karena biasanya suatu kegiatan produktivitas dilakukan sesuai tema, peraturan atau arah angin dari kebijakan pemerintah.

Hal ini menjadi salah satu faktor masih rendahnya tingkat produktivitas di Indonesia, sustainability masih menjadi suatu barang yang mahal (luxurious), perlu adanya gerakan yang dapat mengubah sikap mental yang dilakukan oleh semua lini masyarakat yang dapat mempertahankan suatu sikap kesadaran, dan perbaikan yang dilakukan secara terus menerus.

“Karena di negara manapun sikap sustainable sangatlah penting contohnya di Jepang yang sampai saat ini terus menerus menerapkan metoda PDCA; yaitu plan, do, check, act,” ucap perempuan Alumni Universitas Padjadjaran (Unpad) ini.

PDCA di inisiasi oleh Walter Shewhart dan kemudian di populerkan oleh Edward Daming, oleh karenanya dikenal pula dengan siklus shewhart atau siklus Daming, yaitu 4 langkah literatif yang di gunakan untuk mengendalikan kualitas dalam suatu permasalahan atau dengan kata lain suatu metoda management yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah dengan menerapkan 4 langkah yang berulang, untuk perbaikan proses maupun individu secara berkelanjutan dan terbukti bahwa metoda ini mampu membantu industri atau perusahaan keluar dari stagnasi.

“Selain itu metoda ini mampu mewujudkan sistem yang selalu berkembang menjadi lebih baik secara kualitas, efektivitas dan efisien,” ucapnya.

Tentunya tidak hanya di Jepang siklus PDCA pun dapat diterapkan, di Indonesia yang terpenting adalan program peningkatan produktivitas ini dilakukan secara berkesinambungan, para pelaku UMKM dan pemerintah harus fokus untuk bergerak bersama, dengan tujuan yang sama untuk mendapatkan manfaat bersama.

Apabila hal ini dapat dilakukan secara sustainable maka apa yang di tuliskan dalam poin 6 nawacita, yaitu meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya tidak akan menjadi sesuatu yang mustahil untuk di wujudkan. (Poy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.