Jumat, 19 April 24

Umat Muslim Ucapkan Selamat Natal, Boleh atau Tidak?

Umat Muslim Ucapkan Selamat Natal, Boleh atau Tidak?
* Salahuddin Wahid.

Jakarta, Obsessionnews – Saat Umat Kristiani disibukkan perayaan Hari Raya Natal setiap 25 Desember, Umat Muslim justru dihadapkan dengan perdebatan mengenai boleh atau tidaknya orang Islam ikut mengucapkan selamat Natal. Sebagian pendapat ada yang membolehkan, sebagian lainnya ada yang mengharamkan.

Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng KH Jombang, Salahuddin Wahid alias Gus Solah berpendapat, mengucapkan Selamat Natal dibolehkan. Sebab kata dia, ucapan Natal tidak mengurangi keimanannya. Ucapan itu hanya sebagai bentuk pertemanan.

“Menurut saya boleh, karena ucapan itu kan nggak mengurangi keimanan saya. Itu hanya sebatas ucapan persahabatan antar umat beragama,” ujar Gus Solah, Kamis (25/12/2015).

Dalam literatur hukum Islam juga tidak yang eksplisit yang melarang Umat Islam mengucapkan Selamat Natal, baik dalam bentuk Hadist maupun Ayat Al-Quran. Meski demikian, Gus Solah tidak mau terjebak dengan persoalan lebih dalam, karena hanya akan membuang-buang eneri.

“Mengucapkan boleh, nggak juga boleh. Jangan dibuat pusing,” katanya.

Senada pula dengan Gus Solah, mantan Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah ‎Din Syamsuddin menilai mengucapkan Selamat Natal dibolehkan bagi Umat Islam. Pasalnya, ucapan tersebut hanya sekedar kemesraan budaya.

“Menurut hemat saya kalau sekedar konteksnya kultural budaya itu dapat dilakukan dengan tetap berkeyakinan tak pengaruhi aqidah,” katanya.

Din menuturkan, Umat Islam tidak boleh berfikir sempit dalam memahami segala persoalan khususnya menyangkut masalah perbedaan khilafiah. Menurutnya, Islam adalah agama yang menjunjung tinggi toleransi dan peradaban.

“Islam tidak boleh sesempit itu memandang persoalan. Islam tidak sepicit itu. Dalam konteks kultural itu rahmatan lil alamin. Bahwa kita menyebutkan selamatlah kita ucapan selamat Natal,” jelasnya.

“Ketika Idul fitri hampir semua ucapkan selamat kepada saya. Maka ketika ada hari besar mereka, saya harus membalas. Ketika kawan-kawan Hindu merayakan Nyepi kan secara etis mengucapkan. Kalau Idul fitri saya dapat selamat dari Vatican. Saya sudah biasa sebagai tokoh agama. Kebetulan ini bukan masalah ibadah‎,” tambahnya.

Lain halnya dengan kedua tokoh Muslim tersebut, Majelis Ulama Indonesia (MUI) kerap menyarankan Umat Islam untuk tidak mengucapkan selamat Natal dengan alasan demi kehati-hatian. Larangan itu pernah difatwakan oleh Buya Hamka sebgai Ketua MUI pertama saat itu. (Albar)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.