
Jakarta, Obsessionnews – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Jumat (28/8/2015), menggelar sidang paripurna dalam rangka memperingati ulang tahun ke-70. Perayaan ulang tahun DPR juga diramaikan dengan pameran foto dan pameran batu mulia, serta pemotongan tumpeng oleh Ketua DPR Setya Novanto.
Sejatinya perayaan ulang tahun lembaga negara ini lebih diutamakan sebagai media refleksi atas kiprah DPR sebagai wakil rakyat yang memiliki fungsi pengawasan, legislasi dan anggaran. Lantas bagaimana kinerja DPR hari ini apakah sudah sesuai dengan harapan masyarakat?
Sejak dilantik pada 1 Oktober 2014, anggota DPR sudah diributkan dengan adanya blok Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang mendukung pemerintah atau Presiden Joko Widodo, dan blok Koalisi Merah Putih (KMP) pendukung Prabowo Subianto dalam Pilpres tahun lalu.
Kondisi tersebut sempat membuat DPR vakum selama tiga bulan dari kinerja pengawasan, legislasi, dan anggaran. Sebab, kedua blok sibuk merebutkan posisi struktural di DPR, baik di tingkat Pimpinan DPR, MPR, Pimpinan Komisi, maupun Alat Kelengkapan Dewan (AKD).
Bahkan, blok KIH sempat menyatakan akan membuat DPR tandingan bila, seluruh jabatan struktural di DPR oleh KMP. Namun, kondisi ini bisa mereda atas pengaruh petinggi-petinggi partai di KIH. Tak pelak dengan adanya perseteruan ini, anggota Komisi III Ruhut Sitompol mengatakan, anggota DPR selama tiga bulan makan gaji buta.
“Sekarang jadi anggota DPR bukan jadi kebanggaan lagi, malu aku. Sudah dilantik satu bulan lebih, sudah digaji, tapi belum bekerja,” ujar Ruhut di DPR, 4 November 2014.

Setelah perseteruan antara KIH dan KMP reda, anggota DPR langsung disibukkan dengan usulan pembangunan gedung baru DPR yang meliputi tujuh proyek pembangunan. Usulan ini banyak menuai protes dari masyarakat lantaran membutuhkan anggaran Rp 2,7 trilun.
Termasuk usulan dana pembangunan daerah atau lebih dikenal dengan dana aspirasi sebesar Rp 20 miliar per anggota. Usulan ini akhirnya ditolak oleh pemerintah, lantaran dikhawatirkan terjadi tumpang tindih dengan program kerja di kementerian. Selain itu konsep yang ditawarkan dewan belum matang.
Usulan tersebut berbulan-bulan diperbincangkan oleh anggota DPR, sehingga berakibat pada lemahnya anggota DPR dalam melakukan pengawasan dan legislasi. Buktinya, satu tahun ini DPR hanya mampu menghasilkan empat produk UU, yakini UU MD3, UU KPK, UU Pilkada, dan UU Pemda.
Diluar lemahnya kinerja DPR yang masih terus disorot. Anggota DPR juga banyak yang menunjukan sikap tidak terpuji, yakni tidur saat sidang paripurna, membolos, main game. Bahkan sampai berantem, melempar botol dan merobohkan meja sidang.
Kepada Obsessinnews, anggota DPR dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang tidak mau disebutkan namanya, mengungkapkan semangat anggota DPR untuk bekerja masih lemah. Hal itu ditandai dengan ketidakhadiran anggota pada saat rapat komisi atau sidang paripurna.
Dari 569 anggota DPR yang terpilih periode 2014-2019, umumnya yang hadir pada saat sidang paripurna hanya 200 anggota. Perayaan ulang tahun ini saja hanya 300 anggota yang hadir. Bahkan sumber tersebut mengatakan, ada anggota DPR yang sama sekali tidak pernah ikur rapat.
“Ya adalah, cuman saya tidak enak kalau menyebut nama,” ujar sumber tersebut.
Begitulah sekelumit catatan kinerja anggota DPR selama ini. Dalam sambutannya, Ketua DPR Setya Novanto menyadari tentang lemahnya kinerja DPR. Ia berharap ke depan mampu memaksimalkan peran dan fungsinya sebagai wakil rakyat. (Albar)
