Obsessionnews – Menteri Luar Negeri Turki Mevlüt Çavuşoğlu mengeluarkan pernyataan resmi tentang keprihatinan yang mendalam terhadap Cina, tentang adanya laporan negara itu telah melarang puasa bagi penduduk Uighur Muslim selama bulan suci Ramadhan.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Selasa (30/6), Kementerian itu mengatakan bahwa ia telah memberitahuan kepada Duta besar Cina untuk Ankara (ibukota Turki) tentang kekhawatiran tersebut.
“Keprihatinan yang mendalam kami atas laporan tersebut di atas telah disampaikan kepada Duta Besar Republik Rakyat Cina untuk Ankara, dimana kami (Turki) mementingkan integritas teritorialnya, stabilitas, perdamaian dan keamanan,” kata pernyataan resmi dari situs Kemlu.
Seperti berita sebelumnya, media pemerintah dan website pemerintah Xinjiang menerbitkan berita dan pemberitahuan resmi tahun ini menuntut agar anggota Partai Komunis, pegawai negeri sipil, siswa dan guru tidak mematuhi Ramadan dan tidak berpuasa.
Tak hanya itu, Senin (22/6/2015) di desa Niya di bagian Selatan Xinjiang, Cina, menggelar kompetisi Festival bir. Dimana Festival terjadi dikawasan yang mayoritas dihuni oleh orang-orang Muslim Uighur yang menyebut Xinjiang rumahnya sendiri yang dihadiri lebih dari 60 petani muda dan penggembala.
Kini Cina memiliki sekitar 20 juta Muslim di seluruh negeri, hanya sebagian dari yang Uighur. Suku Uighur merupakan salah satu suku minoritas resmi di Republik Rakyat Tiongkok. Suku ini merupakan keturunan dari suku kuno Huihe yang tersebar di Asia Tengah.
Selain itu, populasi suku ini juga tersebar diKazakhstan, Kyrgystan dan Uzbekistan. Suku Uighur bersama suku Hui menjadi suku utama pemeluk Islam di Tiongkok, namun ada perbedaan budaya dan gaya hidup yang kentara di antaranya. Suku Uighur lebih bernafaskan Sufi sedangkan suku Hui lebih pada mazhab Hanafi. (Popi Rahim)
