Senin, 25 September 23

Turki Tangkap 15 Jaringan Mata-mata Dinas Rahasia Israel

Turki Tangkap 15 Jaringan Mata-mata Dinas Rahasia Israel
* Operasi menangkap 15 anggota jaringan mata-mata Israel; (EPA/BBC)

Operasi yang melibatkan tak kurang dari 200 aparat keamanan Turki telah menangkap 15 anggota jaringan spionase (mata-mata) Israel yang bekerja untuk Mossad.

Jaringan spionase dinas rahasia Israel Mossad itu diduga melakukan tindakan mata-mata terhadap lawan-lawan Israel dan mahasiswa asing di negara tersebut.

Menurut surat kabar Turki, Daily Sabah, agen-agen yang bekerja untuk Mossad ini telah dipantau selama satu tahun.

Kelima belas anggota jaringan ditangkap di lokasi rahasia di empat provinsi di Turki pada 7 Oktober, namun informasi penangkapan ini baru diumumkan secara terbuka pada Kamis (21/10/2021).

Operasi untuk menangkap anggota jaringan mata-mata ini didukung oleh tak kurang dari 200 aparat.

Menurut informasi, anggota jaringan mata-mata tersebut mengirim informasi kepada Mossad, tentang mahasiswa-mahasiswa asing di perguruan-perguruan tinggi Turki, terutama yang diperkirakan akan bekerja di kementerian pertahanan di masa mendatang.

Disebutkan, dalam pertemuan ini, informasi dan dokumen yang dianggap penting bagi Israel diserahkan kepada perwira Mossad.

Dinas rahasia Israel membayar, dengan nilai bervairasi, atas penyediaan informasi tentang kondisi orang-orang Palestina yang tinggal di Turki. Nilai pembayaran dilaporkan mencapai puluhan ribu dolar.

Informasi lain yang dikirim ke agen-agen Mossad adalah siapa saja orang Palestina yang berkuliah di universitas-universitas di Turki dan fasilitas apa saja yang mereka dapatkan.

Informasi ini dipakai untuk menyusun profil untuk kemudian dikirim ke para pejabat Mossad di luar negeri, melalui program daring yang terenkripsi.

Jaringan mata-mata ini juga dikatakan mengumpulkan informasi tentang perkumpulan dan organisasi di Turki dan membagi informasi ini dengan Mossad.

Beberapa anggota jaringan dilaporkan hilang “untuk memudahkan kerja mereka”, namun modus ini bisa diendus oleh dinas intelijen Turki.

Saat ini 15 anggota jaringan mata-mata tersebut sedang diinterogasi, dan begitu rampung, berkasnya akan dilimpahkan ke pengadilan.

Sebelumnya, Yossi Cohen, yang baru saja pensiun dari posisinya sebagai kepala badan intelijen Israel, Mossad, telah membeberkan operasi mata-mata negaranya terhadap Iran melalui sebuah wawancara dengan media.

Menurut Cohen, Mossad melancarkan aksi pencurian dokumen-dokumen program nuklir Iran di sebuah gudang pada 2018. Operasi tersebut berhasil memindahkan puluhan ribu dokumen dari Iran ke Israel.

Dia juga mengindikasikan bahwa Israel terlibat dalam penghancuran fasilitas nuklir Iran di Natanz serta pembunuhan seorang ilmuwan nuklir Iran.

Cohen menjabarkan hal ini kepada wartawan Ilana Dayan dalam program dokumenter Uvda yang disiarkan stasiun televisi Israel Channel 12.

Cohen sendiri pensiun sebagai kepala Mossad pekan lalu. Cohen diangkat sebagai kepala Mossad pada akhir 2015 oleh Benjamin Netanyahu yang saat itu masih menjabat perdana menteri. Netanyahu baru saja dilengserkan oleh politikus Naftali Bennett dan koalisi sayap kanan.

Cohen bukan orang baru di badan intelijen Israel. Dia bergabung dengan lembaga tersebut pada 1982 setelah mengenyam pendidikan sarjana di London, Inggris.

Dalam wawancara dengan Ilana Dayan, Cohen mengaku punya “ratusan paspor” selama kariernya. Penuturan terpenting Cohen saat diwawancara adalah mengenai pencurian arsip-arsip program nuklir Iran.

Isi arsip-arsip itu pernah disinggung Netanyahu dalam jumpa pers pada 2018. Saat itu dia mengklaim dirinya punya bukti bahwa Iran berupaya menciptakan senjata nuklir secara rahasia seraya mempertahankan pengetahuan tersebut rapat-rapat—tuduhan yang kemudian dibantah Iran. (Red)

Sumber: BBC News

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.