Sabtu, 20 April 24

Turki dan Rusia Tinggalkan Dolar !

Turki dan Rusia Tinggalkan Dolar !
* Dolar AS dan lira Turki

Turki untuk pertama kalinya melakukan transaksi perdagangan dengan Rusia menggunakan mata uang Rusia, Ruble atas pembelian gandum.

Turki membeli tiga ribu ton gandum menggunakan mata ulang ruble dengan harga perkilonya sebesar 17.000 ruble.

Langkah pertama kali Turki ini menjadi terobosan penting bagi perekonomian negaranya yang sedang terpukul akibat lonjakan nilai tukar dolar terhadap mata uang nasionalnya, lira.

Jika kebijakan ini terus berlanjut akan menekan pengaruh dolar dalam sistem keuangan Turki.

Sebelumnya, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan, Ankara akan meningkatkan hubungan perdagangan menggunakan mata uang nasional dengan mitra pentingnya seperti Rusia.

Masalah tersebut berulangkali ditegaskan oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Uzma Sayid Ali Khemenei pada September lalu.

“Jika pejabat dan rakyat bisa menjalankan ekonomi resistif dengan makna yang sebenarnya, maka negara akan terlepas dari sihir fiskal dan moneter musuh, dan nilai keistimewaan dolar bisa diminimalisasi dari kehidupan ekonomi. Negara akan selamat dan bisa menjadi model bagi yang lain,” ujar Rahbar.

Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. (ParsToday

Realitasnya, dolar selama ini menjadi peluru bagi AS untuk membidik siapa saja yang dikehendakinya. Maka dipergunakan alat transaksi ini untuk menyerang negara tersebut.

Selama beberapa dekade lalu, setiap gagasan yang melawan sistem dominasi dolar maka dianggap sebagai ancaman langsung terhadap AS yang dihadapi dengan aksi militer.

Meskipun aksi represi militer berhenti, tapi tekanan tidak benar-benar berakhir. Oleh karena berbagai pihak mengajukan peninjauan ulang terhadap sistem moneter internasional yang masih menggunakan dolar sebagai standarnya.

Mengenai masalah ini, ekonom terkemuka Jerman, Ernest Woolf menjelaskan, sejak tahun 1944, dolar menjadi standar mata uang transaksi moneter internasional. Sejak 1970, dolar menjadi ukuran untuk harga minyak. Setelah itu, dolar menjadi valuta asing terbesar dan terpenting bagi cadangan mata uang negara-negara dunia.

Pengamat finansial internasional ini mengungkapkan bahwa selama beberapa tahun terakhir dolar mengalami hantaman akibat krisis ekonomi yang menimpa AS. Di sisi lain terjadi persaingan serius di pasar finansial yang dipicu aksi Cina menaikkan pengaruh Yuan menghadapi dolar.

Jumlah negara yang memiliki keistemewaan adanya sebuah sistem finansial non sentralistik dibandingkan dengan sistem dolar AS, terus meningkat, dan sebagian negara berupaya untuk meninggalkan dolar. Oleh karena itu, penghapusan dolar sebagai bagian dari prioritas strategi sejumlah negara seperti Iran, Rusia, Cina dan Turki, diharapkan akan terus berlanjut.

Sejatinya, langkah perdana Turki dan Rusia menggunakan mata uang lokal untuk transaksi perdagangan internasional sebagai upaya Ankara dan Moskow dalam menghadapi dominasi dolar yang selama ini dijadikan sebagai alat politik AS. (ParsToday)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.