Kamis, 25 April 24

Transponden BRIsat Diperebutkan Pemerintah

Jakarta, Obsessionnews.com -Akhirnya  empat perangkat dari transponden BRIsat diberikan kepada pemerintah untuk alasan kebutuhan keamanan nasional.

Transponden merupakan suatu perangkat satelit buatan yang diluncurkan diluar angkasa. Berfungsi sebagai penerima dan memperkuat sinyal yang dikirimkan dari stasiun bumi.

BRIsat adalah satelit yang dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesian(BRI)  menjadi andalan saat ini, asli buatan dalam negeri.

Makanya tak heran, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan Transponden BRIsat ini sangat cocok menjadi prioritas dalam kepentingan security (keamanan).

“Empat transponder yang diberikan kepada pemerintah ini  banyak kementerian dan lembaga yang meminta,” kata Rudiantara dalam acara penandatanganan perjanjian kerjasama pemanfaatan transponder BRIsat antara BRI dengan instansi pemerintah di Gedung BRI, Jakarta, Rabu (7/6/2017).

Pemerintah yang beruntung yakni, Markas Besar Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Badan Intelijen Negara, Badan Keamanan Laut, dan Kementerian Keuangan.

Pihak BRI menyerahkan dua transponder C-band dan dua transponder Ku-band yang masing-masing setara 36 MHz.

Rudiantara menjelaskan, kementerian yang dipimpinnya juga memiliki kebutuhan transponder. “Itu rebutan yang minta, kementerian kirim surat kemana-mana termasuk di internal Kominfo karena Kemenkominfo juga membutuhkan,” ujarnya.

Saat ini Indonesia masih kekurangan transponder. Mungkin ada sekitar 250 transponder satelit yang dimiliki dari tujuh slot orbit yang ada. Enam karena yang satu BTH direct to home untuk siaran televisi kabel.

“Kami ada ratusan, lebih dari 1000 sebetulnya akses internet maupun BTS khusus di daerah perbatasan. 3T, pokoknya di pinggir-pinggir,” jelas Rudiantara.


Ia mengatakan total kekurangan transponder satelit bisa mencapai 500 transponder. Namun, pihaknya memprioritaskan untuk perusahaan nasional sebaga pengelolanya.

“Kita ini membutuhkan demand kita Indonesia ini, pemerintah dan swasta itu, hampir mencapai 500 transponder. Dan kita baru bisa memenuhi setengahnya. Setengahnya lagi mau tidak mau menggunakan satelit yang dimiliki oleh asing. Satelit yang dimiliki asing ini terpaksa harus diberikan izinnya, landing right-nya tetapi kami mensyaratkan landing right ini hanya diberikan kepada perusahaan nasional, tidak boleh landing right diberikan kepada perusahaan internasional,” tegasnya.

Pemenuhan kebutuhan satelit tersebut, Menteri Rudi mengatakan akan mencoba berbagai insiatif. Tentunya berbeda spesifikasinya dengan BRI, Telkom, Indosat, yang saat ini ada.

“Kami melompat ke High Througput Satelit karena penggunaan untuk internet ke depannya, karena kita sudah beralih ke IP switch,” jelasnya.

Sementara Direktur Utama Bank BRI, Suprajarto mengatakan satelit memungkinkan layanan BRI menjangkau masyarakat di kawasan terpencil.

“Dengan dukungan BRIsat, masyarakat akan semakin merasakan manfaat lebih besar fungsi financial, intermediary Bank BRI sehingga pembangunan ekonomi akan terwujud lebih merata dan menjangkau daerah-daerah terpencil yang selama ini belum terjangkau akses keuangan dan perbankan,” kata Suprajarto.

Suprajarto menyatakan, pemanfaatan transponder jelas melibatkan Kemenkominfo sebagai regulator di bidang telekomunikasi. Ia berharap keempat lembaga pemerintah yamg diberikan jatah tersebut dapat mengoptimalkan kinerjanya.

“Kerjasama ini juga merupakan komitmen Bank BRI untuk bersinergi menggandeng kementerian dan lembaga negara dalam upaya menyukseskan program-program pemerintah,” pungkasnya.

BRIsat diluncurkan di Arianespace di Guyana Space Center, Kourou, Guyana Prancis, pada Jumat, 17 Juni 2016, pukul 17.30 waktu setempat. Dengan satelit itu BRI bisa menghemat beban operasi hingga 40 persen atau sekitar Rp 200 miliar.

Selama ini BRI menyewa satelit berkapasitas 23 transponder dari pihak lain dengan biaya Rp 500 miliar per tahun.‎ BRIsat menelan investasi Rp 3,375 triliun.‎ BRIsat memiliki 45 transponder.

Berikut spesifikasi BRIsat.

Jenis: satelit telekomunikasi
Produsen: Space Systems Loral
Massa: 3.540 kilogram (at liftoff)
Stabilisasi: 3 kutub (axis)
Dimensi: 5,6 meter x 3,5 meter x 3,1 meter
Platform: SSL 1300
Transponder: 9 Ku-band dan 36 C-band
Daya: 9,5 kilowatt
Umur pakai: lebih dari 15 tahun
Posisi orbit: 150,5 derajat Bujur Timur
Jangkauan layanan: Indonesia, Asia Tenggara, dan Asia Timur. (Popi)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.