Jumat, 26 April 24

Total Investasi di Kepri Capai Rp1 Ttriliun

Total Investasi di Kepri Capai Rp1 Ttriliun
* Minat investasi di Kepulauan Riau (Kepri) semakin tinggi.

Pekanbaru, Obsessionnews – Minat investasi di Kepulauan Riau (Kepri) semakin tinggi, bahkan saat ini total dana yang terkumpul dari para investor mencapai Rp 1 triliun.

Dibandingkan dengan periode tahun 2015 lalu, di tahun 2016 terjadi kenaikan invetasi di pasar modal. Di kuartal I/2016 pada bulan Januari Rp 261 miliar, Februari Rp371 miliar dan Maret Rp 425 miliar dan diprediksi akhir  April akan mencapai Rp 400 miliar.

Hal tersebut dikatakan Kepala Perwakilan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Cabang Pekanbaru, Emon Sulaeman di Pekanbaru, Selasa (26/4/2016). Menurutnya, kenaikan tersebut dinilai luar biasa di tengah perlambatan ekonomi yang saat ini terjadi.

Kondisi ekonomi makro nasional yang kian stabil, lanjutnya, menjadi faktor pendorong naiknya masyarakat Riau berinvestasi. Tak hanya itu, meskipun harga minyak mentah anjlok tidak membuat masyarakat khawatir untuk secara perlahan menggeser dana investasinya ke instrumen pasar modal.

“Lalu harga minyak mentah yang sudah ketemu titik idealnya di posisi US$35 – US$40, meskipun beberapa waktu lalu sempat di posisi US$25. Ini membuat semua pihak menjadi lebih punya waktu untuk merencanakan program kerja dan investasinya.”ujarnya.

Supaya masyarakat tidak tertipu akan investasi bodong khususnya tertipu dengan investasi bodong yang ditawarkan kepada warga di daerah-daerah, pihak BEI Cabang Pekanbaru terus melakukan pelatihan dan pengenalan investasi pasar modal.

“Karena itulah kami membuat program edukasi yang mudah dipahami masyarakat, salah satunya kampanye Yuk Nabung Saham, dengan uang Rp100.000 tiap bulan bisa mendapatkan hasil maksimal bila mengetahui caranya.”tuturnya.

Sementara itu Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Riau Muhammad Nurdin Subandi mengatakan, pihaknya memang telah beberapa kali bersinergi dengan BEI Cabang Pekanbaru dalam rangka sosialisasi dan pengenalan investasi di pasar modal.

“Upaya ini kami pandang perlu untuk mengantisipasi maraknya investasi bodong yang berkedok perdagangan berjangka dan ini bisa merusak citra layanan jasa keuangan dan investasi di Indonesia,” katanya. (Aprilia Rahapit)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.