Kamis, 18 April 24

Topeng Iman Kaum Munafik

Topeng Iman Kaum Munafik

Oleh: Ustadz Felix Siauw, Pengemban Dakwah

 

Saya memilih Islam karena Al-Quran, satu-satunya mukjizat yang tersisa dari para nabi yang diutus oleh Allah, sebagai tuntunan buat semua manusia.

Karenanya saya betul-betul meyakini keakuratan Al-Quran pada semua zaman, termasuk sekarang. Betapa detail dan tepatnya Al-Quran menggambarkan kondisi kini.

Simak ayat-ayat Al-Quran yang menggambarkan keadaan orang munafik dalam surah Al-Baqarah ayat 13-14.

Apabila dikatakan kepada mereka,”Berimanlah kamu sebagaimana manusia telah beriman”, mereka menjawab, “Akan berimankah kami sebagaimana kaum yang bodoh itu telah beriman?” Ingatlah, sesungguhnya merekalah kaum yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu.

Dan bila mereka berjumpa kaum beriman, mereka mengatakan,”Kami telah beriman.” Dan bila mereka kembali kepada syaitan-setan mereka, mereka mengatakan,”Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok.”

Bukankah kita mendapati begitu? Ada orang-orang yang sudah dikenal atheisnya, permusuhannya dalam agama, tidak sukanya pada Islam, menganggap yang beriman bodoh.

Anehnya dengan percaya diri, orang-orang semisal ini mengaku bahwa dirinya beriman, berprilaku selayaknya orang saleh, seolah dirinya bagian yang mencintai Islam.

Padahal ketika mereka berkumpul kembali pada kawanannya yang munafik, mereka membanggakan diri sebab ‘berhasil menipu dan mengolok-olok’ Muslim.

Mereka menjadikan agama sebagai bahan olok-olokan, bahan tertawaan, ulama dijadikan alat candaan, hukum Allah dijadikan pelesetan. Mereka merasa hebat.

Allah menjawab dalam ayat berikutnya, “(justru) Allah yang mengolok-olok mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.”

Yang mencintai agama ini, dan yang menjadikan agama ini sebagai olok-olokan sangat jelas bagi mereka yang ikhlas. Kita hanya bisa berharap kita yang ikhlas.

Masa fitnah memang sulit membedakan sesuatu, munafik berpura-pura menjadi ulama, yang ulama dicap munafik. Di sini kita perlu dekat dengan Al-Quran.

Salah satu indikasi kebenaranadalah mereka yang tidak disukai oleh para pelaku maksiat, dibenci oleh para penista agama dan komplotannya.

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.