Kamis, 28 Maret 24

Breaking News
  • No items

Tjahjo Kumolo Batalkan 3.143 Perda Untuk Dukung Investasi

Tjahjo Kumolo Batalkan 3.143 Perda Untuk Dukung Investasi

Lebih dari separuh usianya yang menginjak 58 tahun menuju 59 tahun dihabiskan di dunia politik dan organisasi, khususnya di DPR RI. Ia kini dipercaya menduduki jabatan yang sangat strategis untuk menyukseskan program pemerintah di daerah. Membuktikan pengaruhnya tak lekang oleh zaman.

Dalam masa 100 hari sejak dilantik sebagai menteri pada 27 Oktober 2014, Tjahjo sudah lebih maju dibanding kinerja kementerian lainnya. Ia telah mengeluarkan PP tentang tata cara pengusulan/pengangkatan kepala daerah, mengeluarkan 33 Permendagri, 67 Kepmendagri, dan mengembalikan 100 Perda bermasalah ke pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota se-Indonesia.

Kemendagri juga telah melakukan kebijakan revisi anggaran Kemendagri dan APBD agar lebih efisien dan efektif. Begitu juga kebijakan pemotongan dan memperpendek jalur-jalur perizinan, sekaligus mendorong terbentuknya perizinan satu atap di tiap Provinsi/Kabupaten/Kota. Semua bertujuan demi optimalisasi pembangunan infrastruktur daerah sebagaimana fokus Presiden.

Pada tahun 2016 ini, Tjahjo telah membatalkan 3.143 Perda Provinsi, Kabupaten/Kota untuk mendukung investasi. Selain itu, Kemendagri juga telah membuat 17 nota kesepahaman (MoU), menerbitkan tiga Peraturan Presiden (Perpres), dan menyelesaikan dua undang-undang yakni UU Pilkada dan UU Pemda.

Kepada PNS yang selama ini dikeluhkan malas, Tjahjo secara tegas mengambil langkah sanksi peringatan, skors, bahkan pemecatan, kepada mereka yang melanggar hukum dan disiplin. Termasuk PNS yang ikut terlibat dalam kegiatan kampanye politik.  Padahal, sebagai politisi PDI Perjuangan, bisa saja Tjahjo menggunakan wewenangnya untuk kepentingan partainya.

Tjahjo bahkan bersikap tegas kepada para calon PNS. Dalam setahun terakhir, Kemendagri sudah memecat sedikitnya 89 Pamong Praja Muda atau Praja IPDN. Alasannya, mereka terbukti melakukan pelanggaran, mulai dari penyalahgunaan narkoba hingga berkelahi.

Untuk penerimaan Pamong Praja Muda periode berikutnya, Tjahjo memastikan akan dilakukan secara selektif dan transparan. “Tahun ini penerimaan dilakukan secara transparan, sebetulnya sejak tahun lalu. Peneriman dilakukan terpusat, tidak ada titip menitip, kuota daerah dan sebagainya sudah dihilangkan,” tandas Tjahjo.

Lahir di Solo, 1 Desember 1957, Tjahjo menghabiskan masa sekolah dasar, menengah, bahkan pendidikan tinggi di Semarang. Ia lulus dari Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Semarang pada 1985.

Semasa kuliah, Tjahjo sudah aktif dalam berbagai organisasi. Bakat leadership-nya sudah menonjol di kala muda. Di usia 25 tahun, ia dipercaya menduduki jabatan Ketua Biro Organisasi KNPI Dati I Jawa Tengah (1983-1985), lalu Ketua DPD KNPI Dati I Jawa Tengah (1985-1988), dan akhirnya Ketua Umum DPP KNPI (1990-1993).

Tjahjo terjun ke kancah politik nasional saat terpilih menjadi Anggota Komisi II, III dan Anggota BKSAP DPR RI (1987-1992) dari Fraksi Golkar. Pasca reformasi, Tjahjo bergabung dengan PDI Perjuangan dan aktif menjabat sebagai Direktur SDM Litbang DPP PDIPerjuangan pada tahun 1999 sampai 2002.

Karier politiknya terus menanjak ketika kembali masuk ke Senayan, dan dipercaya sebagai Wakil Sekretaris Fraksi PDIPerjuangan DPR RI (1999-2002) dan Sekretaris Fraksi PDIPerjuangan DPR RI (2002-2003).

Pada Pemilu tahun 2004, lagi-lagi ia terpilih menjadi anggota DPR RI, dan kali ini duduk di Komisi XI dan BKSAP DPR RI (2004-2008), sebelum akhirnya memimpin sebagai Ketua Fraksi PDIPerjuangan DPR RI (2004-2009). Pemilu 2009, Tjahjo masih diinginkan oleh pemilihnya untuk duduk di Senayan, dan partainya kembali mempercayakan kursi Ketua Fraksi PDIPerjuangan DPR RI.

Di internal partai, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri lantas menunjuk Tjahjo sebagai Sekretaris Jenderal (2010-2015) menggantikan Pramono Anung yang sudah menduduki posisi Wakil Ketua DPR RI(2014-2019).

Berpengalaman sebagai wakil rakyat di Senayan selama hampir tiga dekade (1987-2014), Presiden terpilih Joko Widodo akhirnya memberi amanah kepada Tjahjo untuk memimpin Kemendagri, salah satu kementerian yang sangat strategis untuk menyukseskan program-program pemerintah di daerah-daerah.

Beragam prestasinya tersebut mengantarkan Tjahjo terpilih sebagai salah seorang dari 71 Tokoh Berpengaruh 2016 versi Majalah Men’s Obsession edisi Agustus 2016. (Pul)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.