Sabtu, 20 April 24

Tingkatkan Kerjasama Kelautan-Perikanan, Menteri Susi Bertemu Presiden JICA

Tingkatkan Kerjasama Kelautan-Perikanan, Menteri Susi Bertemu Presiden JICA

Press Release

 

TOKYO (10/4) – Di hari pertama kunjungan kerjanya ke Jepang, Senin (10/4), Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bertemu Presiden Japan International Cooperation Agency (JICA) Sinichi Kitaoka. Dalam pertemuan tertutup lebih kurang 40 menit tersebut dibahas persoalan kelautan dan perikanan Indonesia dan Jepang yang kebetulan memiliki persamaan.

Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada 15 Januari 2017 lalu, yang menyepakati peningkatan kerjasama Indonesia dengan Jepang dalam beberapa sektor termasuk kelautan dan perikanan. “Kita datang ke sini untuk tagih janji PM Abe untuk kerjasama di bidang perikanan. Kita juga datang dengan menawarkan beberapa bidang kerjasama yang akan saling menguntungkan,” ungkap Menteri Susi di kantor JICA, Tokyo, Senin (10/4).

Menteri Susi beranggapan, modernisasi industri perikanan Indonesia telah membuka peluang peningkatan kerja sama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan JICA. Ia meminta dukungan JICA pembangunan infrastruktur kelautan dan perikanan untuk pengembangan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di kawasan perbatasan dan pulau-pulau terluar Indonesia, antara lain Sabang, Natuna dan Morotai.

Menteri Susi juga mengungkapkan, investasi Jepang di Indonesia sudah ada di beberapa wilayah, seperti di Sabang. Namun, saat ini, perusahaan Jepang rencananya akan membangun aqua culture di Aceh. Menurutnya, investasi di sektor perikanan tidak memerlukan biaya yang besar sehingga bisa dilakukan dengan waktu yang cukup singkat. “Investasi perikanan itu kecil, tidak perlu besar, bukan big money investment. Bikin pabrik kapasitas 30 ton per hari itu paling Rp10-30 miliar saja,” jelas Menteri Susi.

Selain itu, Menteri Susi juga menawarkan kerjasama dalam peningkatan kapasitas pengujian mutu dan keamanan produk perikanan untuk mewujudkan laboratorium uji standar BKIPM (BUSKI) menjadi laboratorium referensi internasional sesuai standar OIE, termasuk pengujian marine biotoxin dan pelatihan inspektur perikanan untuk commercial sterilization of fishery processing technology.

Untuk peningkatan tata kelola kelautan dan perikanan juga dibicarakan kerjasama di bidang perbenihan, pakan ikan, pembesaran ikan, pengolahan, manajemen pelabuhan perikanan, fish market, logistik, packaging, branding, statistik, cold chain system, dan peran koperasi. “Kita menawarkan kepada JICA agar bisa masuk membangun industri perikanan Indonesia. Kita tahu Jepang selama ini merupakan pasar seafood terbesar Indonesia. Jepang butuh pasokan untuk makanan laut di negaranya. Nah, kita akan coba untuk suplai itu,” tambah Menteri Susi.

Kunjungan kerja Menteri Susi di Jepang rencananya akan berlangsung selama lima hari, yakni tanggal 10-15 April 2017. Dalam kunjungan tersebut, Menteri Susi rencananya juga akan bertemu Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang ; dan Menteri Pertahanan Jepang, serta
Pejabat Pemerintah Jepang lainnya.
Menteri Susi juga akan bertemu dengan Coast Guard Jepang, Para Pengusaha Perusahaan Besar di Jepang, diaspora Indonesia di Jepang serta mengunjungi perusahaan perikanan, pelabuhan perikanan dan pada ikan di Jepang dalam rangka mempelajari pengelolaan dan cold chain system juga riset Budidaya perikanan, galangan kapal, radio komunikasi, koperasi perikanan, pelelangan dan pasar Ikan tuna serta pusat pengelolaan data dan informasi Jepang.

Lilly Aprilya Pregiwati
Kepala Biro Kerja Sama dan Humas KKP

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.