
Jakarta – Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Rully Akbar menyebutkan tingginya ekspektasi publik terhadap kepemimpinan Joko Widodo-Jusuf Kalla akan menjadi simalakama bagi pemerintahan pasangan itu untuk ke depannya.
“Semakin publik percaya, semakin publik kecewa. Ini ‘buah simalakama’ bagi pemerintahan Jokowi-JK,” ujar Rully dalam konferensi pers hasil survei bertajuk ‘Harapan dan Ancaman Jokowi-JK’ di Jakarta, Kamis, (28/8/2014).
Dia mengatakan berdasarkan survei yang dilakukan 23-27 Agustus 2014 terhadap 1.200 responden di seluruh provinsi di Indonesia dengan sampel “multistage random sampling”, tingkat keyakinan publik terhadap pemerintahan Jokowi-JK pada Agustus 2014 sebesar 71,73 persen.
Persentase itu jauh lebih tinggi dibandingkan keyakinan publik terhadap pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono per Desember 2009 yang sebesar 68,50 persen.
Tingginya persentase kepercayaan publik itu menurut dia, dapat menjadi keuntungan maupun kekurangan bagi pemerintahan.
Dia mencontohkan tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Presiden Yudhoyono, dalam enam bulan kabinet berjalan, sebesar 51,30 persen, dan dalam waktu 12 bulan merosot menjadi 45,70 persen.
Dia menggambarkan tingginya ekspektasi publik dapat menjadi bumerang bagi pemerintahan.
“Hal seperti ini ditakutkan karena ekspektasi masyarakat kepada Jokowi-JK tinggi,” katanya.
Dia menyebutkan setidaknya ada empat hal mengkhawatirkan bagi pasangan Jokowi-JK, di antaranya tidak bisa memenuhi janji kampanye secara cepat, lumpuhnya pemerintahan Jokowi-JK karena terganjal parlemen, ujian kenaikan harga BBM, serta khawatir bahwa kabinet Jokowi-JK tidak meyakinkan karena terlalu banyak kompromi politik.
“Sebelum pelantikan Oktober 2014, diharapkan pemerintahan Jokowi-JK sudah siap mencari solusi dengan empat ancaman tersebut,”katanya.
Akan tetapi, lanjut Rully, keyakinan publik akan perubahan yang lebih baik ke pemerintahan Jokowi berada diangka yang tinggi, tepatnya di angka 71.73%. Ada juga yang melihat pesimis terhadap pemerintahan Jokowi di angka 14.11%.
“Sementara mereka yang belum memutuskan (undecided voters) sebesar 14.16%. Keyakinan publik yang tinggi berarti juga harapan publik yang tinggi terhadap pemerintahan ini,” kata Rully.
Angka harapan publik terhadap pemerintahan Jokowi juga lebih besar dibandingkan dengan hasil perolehan suara Jokowi-JK yang sudah ditetapkan KPU (53.15%).
“Ini berarti semakin besar publik yang menaruh harapan terhadap pemerintahan Jokowi, melampaui dukungan yang diperolehnya saat menang pemilu presiden 2014,” kata Rully.
Survei ini dilakukan 23-27 Agustus 2014 terhadap 1.200 responden di seluruh provinsi di Indonesia dengan sampel “multistage random sampling”. (Pur)