Kamis, 25 April 24

Tiga Kesalahan Ahok Dalam Kasus RS Sumber Waras

Tiga Kesalahan Ahok Dalam Kasus RS Sumber Waras
* Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. (Foto: Edwin Budiarso/Obsessionnews.com)

Jakarta, Obsessionnews – Siapa bilang Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok adalah sosok yang bersih  dari kesalahan? Menurut pencetus Koalisi Indonesia Hoki, Sansulung Darsum, dalam kasus pembelian lahan Rumah Sakit (RS) Sumber Waras, ada tiga kesalahan yang dilakukan oleh Ahok. (Baca: Borgol Ahok Jadi ‘Trending Topic’ di Twitter)

Kesalahan pertama adalah Ahok tidak membayar pihak RS Sumber Waras sebesar 1,5 kali harga lahan tersebut. Seharusnya Ahok adil kepada pihak RS Sumber Waras. Padahal, kepada warga Kampung Pulo yang memiliki sertifikat, Ahok menawarkan kompensasi sebesar 1,5 kali luas tanahnya. Tetapi, pihak RS Sumber Waras yang juga punya sertifikat, tidak diperlakukan sama seperti warga Kampung Pulo. (Baca: Pendukung Yakin 100% Ahok Tidak Akan Jadi Tersangka)

“Ahok tidak adil! Dia malah membayar lahan tersebut lebih rendah daripada harga apraisal. Pihak Ciputra saja yang pada tahun 2013 berencana membelinya, berani membayar lebih tinggi dari NJOP. Gara-gara Ahok tegas menolak perubahan peruntukan lahan tersebut, maka pihak Ciputra tidak jadi membeli lahan tersebut. Kekekehan Ahok itu jelas merugikan pihak RS Sumber Waras. Seandainya gubernurnya bukan Ahok, hal seperti ini bisa diatur, toh? Itu sudah biasa,” cetus  Sansulung dalam tulisannya di blog indonesiahoki.org  seperti dikutip Obsessionnews.com Jumat (27/11/2015). (Baca: Ahok Bakal Lolos dari Jeratan Status Tersangka)

Kesalahan kedua, lanjutnya, adalah Ahok hendak membangun rumah sakit di atas lahan tersebut. Seharusnya lahan tersebut digunakan untuk bangunan komersial. Mengapa begitu? Karena lokasinya sangat strategis! Sayang sekali jika tidak dimanfaatkan untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya.

“Tadinya, pihak Ciputra sudah merencanakan proyek yang pasti menghasilkan keuntungan menggiurkan di atas lahan tersebut. Raja properti itu memang terkenal jeli dalam memilih dan membidik lokasi strategis,” tutur Sansulung.

Kesalahan ketiga adalah Ahok bersikap kaku,  tidak mau bekerja sama dengan mafia tanah. Jika saja Ahok mau membagikan rezeki kepada mereka, urusan akan lancar. Menurut Sansulung, toh uang tersebut adalah uang negara, uang rakyat, bukan uang pribadinya. Ngapain musti pusing-pusing dihemat? Kalau dihamburkan, bukan saja bisa mengamankan dirinya dari serangan para begal anggaran, tetapi juga akan mempertinggi level penyerapan anggaran. Bukankah menurut penelitian Fadli Zon, korupsi adalah oli pembangunan.

“Duh, Ahok kok tidak sadar-sadar ya dari kesalahan yang mematikan itu. Pesta pora yang sudah belangsung dari rezim ke rezim tidak boleh berakhir. Jadi, jangan salahkan tikus-tikus yang akan menggerogoti kursi kerjanya dan membuatnya terjungkal. Atau, tikus-tikus itu yang akan kocar-kacir karena event organizer (EO) pesta mereka tergelincir oli pembangunan?” pungkasnya. (arh)

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.