Kamis, 28 Maret 24

Breaking News
  • No items

Tekad Mohamad Nasir Lambungkan Perguruan Tinggi ke Tingkat Dunia

Tekad Mohamad Nasir Lambungkan Perguruan Tinggi ke Tingkat Dunia
* Menristekdikti Mohamad Nasir. Foto: Sutanto/Men's Obsession.

Jakarta, Obsessionnews – Di era persaingan global, terutama memasuki Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) yang berlaku tahun ini, kualitas sumber daya manusia Indonesia harus mumpuni. Untuk itu perguruan tinggi baik swasta maupun negeri, harus didorong untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas. Di bawah komando Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M. Nasir, pihaknya bertekad agar semua perguruan tinggi di tanah air, bisa berkelas dunia.

Gebrakan yang telah dilakukan M. Nasir adalah menata kelembagaan dan pengawasan terhadap perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Misalnya, tidak memiliki izin, dan memperjualbelikan ijazah. Pihaknya melibatkan polisi dalam melakukan operasi penangkapan dan penindakan terhadap pengelola perguruan tinggi yang melakukan tindakan pidana.

“Alhamdulillah, sejak tahun lalu, sebanyak 243 perguruan tinggi di berbagai tempat di tanah air yang sudah kami cabut izinnya dan membawa pengelolanya ke kantor polisi. Ini menyangkut kepentingan masyarakat dan kepercayaan kepada dunia pendidikan kita,” ujar mantan Rektor Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah itu, ketika menerima MO di ruang kerjanya yang nyaman di kawasan Senayan, Jakarta.

Peraih gelar Doktor (Ph.D. Akt) dari Universiti Sains Malaysia (USM), Penang, Malaysia ini, sangat marah jika ada perguruan tinggi yang mengeluarkan ijasah asli tapi palsu (Aspal). Hal itu dibuktikan, anak buahnya menggerebek pelaksanaan wisuda sarjana tiga kampus nonaktif, yang menyewa Convention Center Universitas Terbuka (UT) Pondok Cabe, Tangerang Selatan, 19 November tahun lalu. Wisuda bodong itu diikuti oleh lebih dari 1.000 orang calon sarjana.

Tiga kampus tersebut yaitu, Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Telematika, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Suluh Bangsa, dan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT). Ketiganya berada di bawah satu yayasan yaitu, Yayasan Aldiana Nusantara.

Langkah berikutnya, yang dilakukan Kementerian Riset dan Dikti adalah mendorong perguruan tinggi lewat Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi , agar bisa memperoleh akreditasi A, baik swasta maupun negeri. Jadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS), kita buat saling berlombalomba membuat prestasi akademik dan riset. Tidak seperti dulu, PTS ‘dianaktirikan”, akibat adanya status ‘disamakan’, ‘diakui’ dan ‘terdaftar. Serta masuk rangking TOP 500 dunia.

Saat ini, baru ITB dan UI saja yang masuk rangking dunia. Ditargetkan sampai akhir kabinet Kerja ini, jumlah PTN dan juga PTS bisa semakin banyak yang masuk TOP 500 dunia. Minimal ada 5 PTN yang bisa masuk rangking dunia. “Tapi Alhamdulillah, sudah banyak PT yang masuk rangking Asia, bahkan rangking dunia,” tambahnya.

Untuk data terbaru rangking dunia versi QS World University Rank, ada delapan perguruan tinggi asal Indonesia yang masuk peringkat 1.000 besar perguruan tinggi terbaik dunia. Kampus itu adalah UI, ITB, UGM, Unair, IPB, Undip, ITB, ITS, dan Universitas Brawijaya.

Dari delapan perguruan tinggi tersebut, UI berada pada peringkat 310 dunia dan 71 Asia. Sedangkan ITB menempati peringkat 461 dunia dan 125 Asia. Sedangkan UGM Yogyakarta, berada pada peringkat 551 dunia dan peringkat 145 di Asia.

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi agar merata di seluruh Indonesia, pihaknya melakukan detashering, PTN besar yang berakreditasi A, harus membantu PTN yang berakreditasi B dan C.

“Dengan cara mengirim 1000 dosen dari kampus besar ke kampus kecil dan mengadakan program visiting professor dari luar negeri ke sejumlah kampus PTN dan PTS. Agar kampus seperti UI, ITB, UGM, IPB dan Undip, tidak lagi berkualitas lokal, tapi berkualitas dunia,” ujarnya.

Dari hasil kunjungannya ke berbagai kampus PTS, M. Nasir mencatat ada sejumlah kampus yang sudah memiliki kualitas global. Seperti Politeknik Deli Serdang, Sumatera Utara, Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta, Universitas Gunadharma Jakarta, Universitas Komputer (Unikom) Bandung, Institut Telkom Bandung dan lainnya.

Terbukti, berdasarkan rangking dunia versi QS World University Rank tahun lalu, Universitas Gunadharma masuk rangking 1515, UMB Jakarta (2372), BINUS University (2349), Universitas Muhammadiyah Malang (2493), Universitas Al Azhar Jakarta (6159). Sedangkan berdasarkan pemeringkatan webometriks Januari 2016 lalu, Unikom Bandung, di peringkat 6405.

“Dua unsur utama yang penting dalam membangun daya saing bangsa yaitu higher education dan innovation. Apabila suatu negara higher education makin baik, innovation-nya makin baik, pasti berpengaruh pada national competitiveness. Keduanya tidak datang secara tiba-tiba tapi harus ditelurkan dan berbasis pada riset. PTS harus bekerjasama dengan pemerintah membangun anak bangsa yang berkualitas. Tidak hanya PTN saja, tapi PTS saya harap ikut membangun negeri ini menjadi bangsa yang berkualitas.” tuturnya.

Namun, terhadap kualitas dosennya, lanjut penggila batik itu, pemerintah mendorong, para dosen untuk melanjutkan studinya. Jumlah dosen yang studi lanjut juga jadi perhatian. Jadi jika ada dosen berkualitas bagus, segera daftarkan untuk memperoleh beasiswa pemerintah akan biayai penuh.

Selain itu, juga terdapat permasalahan dosen lainnya yakni dosen di Tanah Air yang bergelar doktor kurang dari 15 persen. Dia mencatat, ada 32 ribu dosen yang belum berstandar minimal, yang tersebar di PTS di seluruh Indonesia. Standar profesional dosen tersebut juga akan disesuaikan dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Seluruh dosen tersebut akan berstandar minimal, dan ditargetkan akan tercapai pada 2017.

Selain itu, dia berjanji menghapus dikotomi yang muncul antara perguruan tinggi negeri dengan perguruan tinggi swasta. Pihaknya akan menghapus Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis), mengganti dengan Lembaga Layanan Perguruan Tinggi (LLPT) yang nantinya berfungsi melayani baik perguruan tinggi negeri maupun swasta.

“Alhamdulillah, dosen dan peneliti kita yang menulis di jurnal ilmiah dunia, naik dari 20% menjadi 25%. Selain itu, pemerintah akan memberikan dana atau insentif buat penulis tersebut. Jadi selain mendapatkan point buat mengejar gelar professor, juga mendapatkan tambahan penghasilan,” ujarnya.

Berkaitan dengan kritikan dari Wapres RI, M. Jusuf Kalla, bahwa para peneliti jangan hanya mengeluh saja soal minimnya dana penelitian. Tapi mampu menghasilkan karya tepat guna untuk membawa kemajuan bangsa. Kampus beda dengan museum. Museum berbicara tentang masa lalu, sedangkan kampus berbicara tentang masa depan.

“Saya rasa kritik tersebut harus disambut positif. Nasionalisme dari para peneliti harus di atas segala-galanya. Pemerintah tidak tinggal diam dalam memperhatikan nasib para peneliti kita. Selain dana dari APBN-P yang alokasi buat dunia pendidikan semakin tinggi. Kami juga menggandeng pihak swasta pengguna hasil riset, atau kita namakan hilirisasi atau inovasi based on market,” ujarnya.

Selain itu, untuk menggairahkan para periset melakukan riset unggulan, menurutnya, pemerintah tak segan-segan mengucurkan dana besar untuk riset yang bermanfaat langsung bagi masyarakat serta inovasi based on market. Namun, jika risetnya hanya publikasi, justru masyarakat dalam negeri tidak siap menggunakan dan kurang bermanfaat bagi masyarakat. “Cuma jadi pajangan di rak-rak perpustakaan saja,” ujarnya.

Untuk meningkatkan dana riset, menurutnya, dengan cara pengurangan subsidi, penghematan pemerintah. Selain itu juga melibatkan pelaku usaha melalui suatu perjanjian kerjasama.

“Saya sudah mapping ada 31 pelaku usaha dibawah Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) yang bisa memanfaatkan riset langsung dari pendidikan tinggi. Mereka bisa order langsung kepada perguruan tinggi untuk melakukan riset enam bidang tersebut sesuai kebutuhan perusahaan. Sudah ada 11 PTN dan satu PTS yang sudah siap ,” pungkasnya. (Reza Indrayana/Men’s Obsession)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.