Rabu, 27 September 23

Swasembada Pangan dan Presiden Baru

Swasembada Pangan dan Presiden Baru

Jakarta – Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) sedang merancang visi 2045 yaitu ingin menjadikan Koperasi sebagai pilar negara. Sehingga 100 tahun setelah Indonesia merdeka Koperasi benar-benar diharapakn sudah menjadi sokoguru perekonomian nasional.

Ketua Umum Dekopin Nurdin Halid mengatakan dengan Koperasi sebagai pilar negara maka ketahanan pangan akan semakin kuat. Indonesia katanya, tidak akan lagi mengimpor bahan pangan dari luar karena terjadi swasembada pangan di dalam negeri. Hal mana yang pernah terjadi di zaman orde baru ketika Koperasi Unit Desa berperan penting.

“Kenapa dikatakan Koperasi sebagai pilar negara karena Koperasi di ujungnya itu adalah kebersamaan, kesejahteraan bersama dan kemakmuran bersama. Intinya adalah kegotongroyongan dan kekeluargaan. Kalau kegotongrongan dibangsa ini kemudian tercipta kekeluargaan maka lahir kebersamaan,” kata Nurdin di Jakarta, Minggu (13/7/2014).

Namun pasca orde baru swasembada pangan begitu sulit terwujud bahkan Indonesia menjadi langganan impor pangan dari beberapa negara, seperti Australia, Selandia Baru dan beberapa negara di Amerika Latin.

Dalam konsep ketahanan pangan yang digagas Dekopin yaitu Koperasi akan dilibatkan mulai dari proses produksi hingga distribusi. “Misalnya dalam proses penciptakan sawah, kemudian dalam pengelolaan sawah, dan yang paling penting adalah pengelolaan panen,” kata Nurdin.

Menurut Nurdin swasembada pangan bisa terwujud kembali akan tetapi terganung dari siapa presiden baru kita. Untuk diketahui pada pilpres 9 Juli lalu belum memberikan hasil yang final. Komisi Pemilihan Umum baru akan mengumumkan siapa yang akan memimpin Indonesia dalam 5 tahun kedepan pada 22 Juli. Apakah Prabowo Subianto-Hatta Rajasa atau Jokowi-Jusuf Kalla yang akan menjadi presiden.

Nurdin mengaku jika saja Prabowo terpilih visi 2045 bisa tercapai. Karena Prabowo dalam visinya sebagai capres ingin membangun infrastruktur ekonomi dengan mengedepankan Koperasi sebagai pelaku ekonomi. Sementara hal itu tidak terlihat dari kubu Jokowi-JK.

“Itu yang penting. Aritnya, semua aspek kehidupan ekonomi itu Koperasi sebagai pelaku utama. Itu visinya Prabowo. nah, inilah yang membuat Koperasi sangat bergairah di hari jadinya yang ke 67 ini,” katanya.

Kalaupun yang terpilih adalah Jokowi, Dekopin tetap mendorong capres nomor urut 2 itu untuk tetap mendukung Koperasi sebagai pilar negara. Meski sebelumnya Jokowi dikatakan sempat menolak keberadaan Koperasi.

Siapapun yang akan terpilih sebagai presiden, Dekopin berharap harus ada kemauan politik dari mereka untuk melindungi Koperasi sebagaimana yang diamanatkan dalam pasal 33 UUD 1945. Koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional harus diberi jaminan perlindungan.

“Negara harus turun tangan karena amanat pasal 33, yang menyebutkan perekonomian disusun usaha bersama. Berarti tidak boleh tidak ada yang tersusun. Jadi semua ekonomi kita yang menyangkut hajat hidup orang banyak harus disusun oleh pemerintah,” tutup Nurdin.

Koperasi
12 Juli, Koperasi merayakan hari jadinya yang ke 67. Puncak peringatan harti Koperasi Nasional akan dilangsungkan di Medan, Sumatera Utara, Selasa (15/7/2014). Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan hadir untuk membuka acara tersebut.

Harkopnas kali ini, Dekopin mengangkat tema pembangunan ekonomi internasional yaitu Koperasi menuju ekonomi global. Tema itu diangkat karena dianggap sesuai dengan visi organisasi Gerakan Koperasi Nasional yaitu untuk menyongsong era globalisasi.

Dalam rangkaian Harkopnas, Menteri Koperasi dan UKM Syarifuddin Hasan bersama sejumlah pengurus Dekopin berziarah ke makam Bung Hatta (Bapak Koperasi) di TPU Tanah Kusir Jakarta Selatan, Sabtu (12/7/2014). Pada malam harinya dilanjutkan dengan menggelar malam syukuran bersama di gedung NH Pancoran. (Has)

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.