Kamis, 25 April 24

Menteri Kelautan & Perikanan, Susi Pudjiastuti

Menteri Kelautan & Perikanan, Susi Pudjiastuti
* Menteri Kelautan & Perikanan, Susi Pudjiastuti.

Menteri Susi mengeluarkan serangkaian kebijakan yang berani, termasuk menenggelamkan kapal asing yang ilegal. Ini menjadi fokus dirinya untuk memperbaiki sektor perikanan RI.

Nampaknya, Susi Pudjiastuti tergolong orang hebat. Tak banyak lulusan SMP yang berujung menjadi menteri, bahkan hampir tidak ada. Ternyata, Menteri Kelautan dan Perikanan ini mempunyai kemampuan otodidak yang mumpuni. Susi memperoleh gelar Doktor Honoris Causa (Dr HC) dari Universitas Diponegoro pada 2016, karena pengalamannya. Dia juga meraih Seafood Champion Award di Seattle, Washington, Amerika, 2017.

Lahir 15 Januari 1965 di Pangandaran, Susi mengenyam pendidikan hingga tingkat SMP, lalu melanjutkan ke SMA Negeri 1 Yogyakarta, tetapi berhenti di kelas dua. Ayahnya bernama Haji Ahmad Karlan dan ibunya Hajjah Suwuh Lasminah, keduanya berasal dari Jawa Tengah sebagai pengusaha ternak.

Seputus sekolah, Susi menjual perhiasannya dan mengumpulkan modal Rp750.000 untuk menjadi pengumpul ikan di Pangandaran pada tahun 1983. Bisnisnya berkembang hingga 1996 mendirikan pabrik pengolahan ikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product dengan produk unggulan berupa lobster merek ‘Susi Brand’. Bisnis tersebut kian meluas hingga ke Asia dan Amerika. Dia hanya memerlukan sarana transportasi udara yang bisa cepat mengangkut produk hasil lautnya dalam keadaan masih segar.

Pada 2004, Susi memutuskan membeli sebuah Cessna Caravan Rp20 miliar lewat pinjaman bank melalui PT ASI Pudjiastuti Aviation. Menjadi satu-satunya pesawat Susi Air yang dia gunakan untuk mengangkut lobster maupun ikan segar tangkapan nelayan di berbagai pantai di Indonesia ke pasar Jakarta dan Jepang. Pada 2008, dia mengembangkan bisnis aviasinya dengan membuka sekolah pilot, bernama Susi Flying School.

Diangkat sebagai Menteri Kelautan & Perikanan pada 26 Oktober 2014, dia pun melepaskan semua posisi di perusahaan untuk lebih fokus di tugas barunya dan menghindari konflik kepentingan antara fungsi regulator dan pelaku bisnis. Di era Susi, Nilai Tukar Nelayan (NTN) meningkat 5% hingga 7% dan nilai tukar usaha perikanan (NTUP) melonjak 20%. Bahkan, neraca perikanan RI untuk pertama kalinya menjadi nomor satu di ASEAN.

Susi mengeluarkan serangkaian kebijakan yang berani, termasuk menenggelamkan kapal asing legal. Ini menjadi fokus dirinya untuk memperbaiki sektor perikanan RI. Tak heran, banyak mafia tidak suka sepak terjangnya. Namun, Susi terus lakukan pemberantasan pencurian ikan. Dia pun menyebutkan bahwa 30% bahan baku seafood adalah hasil curian. (Naskah: Arief Sofiyanto)

Artikel ini dalam versi cetak dimuat di Majalah Women’s Obsession edisi Agustus 2017.

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.