
Jakarta, Obsessionnews – Penyanyi asal Indonesia yang telah lama bermukim di Perancis, Anggun Cipta Sasmi, tetap pada pendiriannya menolak hukuman mati bagi gembong narkoba. Anggun pernah menulis surat terbuka kepada Presiden Jokowi di akun facebooknya dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Perancis, Rabu (22/4/2015), yang isinya menolak hukuman mati bagi gembong narkoba. Dalam surat terbuka tersebut Anggun memohon kepada Presiden Jokowi memberi grasi kepada terpidana mati warga negara Perancis, Serge Atlaoui. (Baca Juga: Anggun C. Sasmi Tolak Hukuman Mati)
Gara-gara menolak hukuman mati itu Anggun menuai kecaman dari banyak netizen (pengguna internet). Anggun terpancing emosinya dan merespon percuma mencaci-maki dirinya, karena ia tetap bersikukuh menolak hukuman mati. (Baca Juga: Delapan Argumen Anggun Tolak Hukuman Mati)
Setelah berkirim surat terbuka kepada Presiden Jokowi, Anggun kembali membuat surat terbuka yang kali ini ditujukan kepada masyarakat Indonesia di akun facebooknya, Sabtu (2/5/2015). Isinya tentang kebenciannya terhadap narkoba dan penolakannya terhadap hukuman mati.
Berikut isi surat lengkap Anggun itu:
To the People of Indonesia.
Belakangan ini ada kontroversi tentang opini saya mengenai hukuman mati yang kebanyakan datang dari hujatan netizen di social network dan ini penjelasan saya.
Saya adalah seorang ibu, darah saya 100% Indonesia. Seorang ibu yang mencintai anaknya seperti layaknya semua ibu di Indonesia. Dan tentunya saya menolak, berperang dan membenci Narkoba juga semua pihak yang membantu membuat atau menjualnya. Narkoba adalah musuh manusia yang menghancurkan hidup dan memecahkan keluarga. Narkoba memperkayai mafia juga orang yang gemar korupsi dibelakang kepedihan orang-orang kecil. Tentu saja saya berdiri di sisi korban dan di sisi semua orang yang membenci Narkoba. Mereka yang membuat dan menjual racun Narkoba harus di adili dan harus diberi hukuman yang seberat-beratnya di penjara.
Saya juga seorang pembela Hak Asasi Manusia. Saya bekerja sama dengan PBB sebagai Goodwill Ambassador dan dalam Universal Deklarasi Hak Asasi Manusia tertulis larangan membunuh manusia. Saya sangat percaya bahwa kita tidak bisa membasmi kriminalitas dengan membunuh orang-orang yang terlibat dalam kejahatan. Nyawa yang dibalas nyawa tidak akan mengembalikan hidup korban. Kematian bukanlah keadilan. Untuk saya, hanya Allah semata yang mempunyai hak atas hidup dan mati manusia.
Saya ingin hukuman yang setimpal dan seberat-beratnya kepada para kriminal. Saya membenci koruptor yang membantu bandar Narkoba menjalankan bisnis penjualan bahkan lewat penjara. Saya ingin adanya proyek bantuan kepada keluarga dari korban Narkoba, seperti Ibu Ephie Craze yang surat terbukanya amat dan sangat menyentuh saya.
Saya berada di posisi yang sama seperti semua ibu dan istri yang akan selalu berada disisi korban Narkoba. Tetapi saya juga menolak hukuman mati karena tidak manusiawi dan tidak berhasil membasmikan kejahatan.
Berpendapat seperti ini bukan berarti menyangkal darah yang mengalir di nadi saya atau mempertanyakan kedaulatan Indonesia yang saya hormat dan cintai. Ini hati saya yang berbicara.
Semoga Allah memberkati.
Anggun
Ephie Craze yang dimaksud Anggun adalah seorang ibu dua anak yang suaminya pernah menjadi pecandu narkoba. Ephie kaget dan shock mengetahui jika Anggun membela dan meminta hukuman mati Serge diampuni.
Tak ayal surat terbuka Anggun kepada masyarakat Indonesia itu mendapat tanggapan dari para netizen. Seorang netizen bernama Memet Junaidi menulis komentar,”Mbak Anggun, pertanyaan sederhana saya adalah, apakah suara yang sama juga mbak Anggun teriakkan kepada negara lain yang masih melakukan hukuman mati? Secara pribadi saya juga tidak setuju dengan hukuman mati, cuma permasalahannya adalah bahwa hukumanmati itu masih ada dan berlaku di Indonesia. Yang paling gampang dan sederhana adalah, JANGAN PERNAH MELANGGAR HUKUM KALAU KITA TIDAK MAU MENERIMA SANKSI HUKUM SEBAGAI KONSEKUENSI ATAS PELANGGARAN YANG KITA LAKUKAN.”
Seorang netizen bernama Dilla Mariam Amouzegar juga memberikan tanggapan,”Maaf mba…. Bagaimana dgn Bali bomber? Suara mba kemana saat Amrozi cs di eksekusi? Seharusnya tidak standard ganda dlm hal ini.”
Reaksi juga datang dari netizen bernama Arlan Moulana. “Mohon di jawab mbak anggun kemana mbak anggun dan PBB waktu TKI di hukum pancung?” tulisnya.
Sementara itu netizen bernama Titik Nurhidayati memberikan komentar,”Kebetulan anggun sbg duta PBB untuk HAM, mengapa tidak bereaksi keras ketika para TKI Indonesia dihukum mati? Mereka dihukum mati untuk sesuatu hal yg kdg untuk sekedar mempertahankan diri dr perlakuan yg majikannya yg sangat tidak sesuai dg HAM. So? I’m sorry I’m not respect with your writing.”
Seorang netizen bernama Aneuk Tanoh Rincong memberikan komentar,”Kami bangsa indonesia sudah muak dengan ocehanmu anggun..kau bkan bangsa kami dan klo perlu ga perlu lagi kamu injak tanah bangsa kami..indonesia bangsa yang besar dan kami ga pernah takut akan gertakan negara mu yang kerdil…liat tentara tentara negara mu membunuh sesuka hatinya dan memperkosa anak anak di afrika..apa kamu peduli… Kamu tak lebih hanya pengkhianat bagi bangsa indonesia.”
Kecaman juga datang dari netizen bernama Papi Sadewa. “Nggun kamu berangkat dari rasa kemanusiaan yang baik . Tapi… tapi… kenapa kamu pakai paradigma Barat ? Saat Sadam Husein digantung, saat Amrozi didor, saat TKW diperkosa n dieksekusi kenapa mulutmu BISU ? Itu permasalahannya. Indonesia adalah negaraku, kenapa kau menghujatnya ?” tulisnya.
Seorang netizen bernama Listiana Widhiastuti memberikan reaksi keras. “Dimana suara anda,yg mengaku perwakilan PBB,memperjuangkan HAM bagi tki yg terancam hukum pancung…mana suara anda ..kenapa hny lantang membela WNA yg notabene perusak.bangsa…kenapa anda yg mengaku 100 % berdarah indonesia ,diam bungkam seribu kata,tatkala melihat saudara anda se Indonesia menghadapi hukum pancung ….itu pun belum tentu mutlak kesalahan tki….mana suara anda,ANGGUN…YANG MENGAKU AMBASSDOR dari PBB,” tulisnya.
Tak semua netizen mengecam Anggun, ada juga yang membelanya. Salah seorang di antaranya adalah netizen bernama Linda Leoretha Part II. “Βềτυℓ…ϐềτυℓ…ϐềτυℓ.. ƾáƴ. Luar biasa bagus dech pencerahan dari Anggun Adik kelas aku di SMA 30, penjelasannya bnr2 Okee , Aku idem ƾáƴ. Krn aku juga Ğɑ̤̈ќ suka hukuman mati, lbh baik dihukum dipenjara seumur hidup.. Yg lbh berhak atas pencabutan nyawa adlh ALLOH SWT…” tulisnya.
Yang juga membela Anggun adalah seorang netizen bernama Andi Pranata. “Saya setuju dengan mba anggun. yang punya hak atas hidup dan mati adalah Tuhan semata. saya sangat menghargai HAM yang salah satunya adalah hak untuk hidup. oleh sebab itu, bisakah hukuman mati di ganti menjadi hukuman seumur hidup,? mngkin itu lebih baik. buat mba anggun i proud of you. mba anggun adalah salah satu inspirasi saya dalam hidup. sukses terus dan terus berjuang. salam sukses,” tulisnya. (Arif RH)