
Padang, Obsessionnews – Penjabat Gubernur Sumatera Barat Reydonnizar Moenoek mendesak Pemerintah Provinsi Riau, Jambi dan Sumatera Selatan agar segera menyelesaikan permasalahan pembakaran hutan di daerah mereka untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan ke wilayah Sumbar.
Pemerintah Provinsi Sumbar mendorong pemerintah provinsi setempat untuk melakukan langkah antisipasi baik secara prefentif dan represif.
“Kita mendorong sebagai bentuk kepedulian kita terhadap pembakaran hutan yang tidak beraturan,” kata Reydonnizar disela-sela kegiatan rapat fasilitasi koordinasi pimpinan daerah dalam mewujudkan ketentraman dan ketertiban masyarakat Sumbar, di Hotel Inna Muara, Padang, Senin (7/9).
Reydonnizar Moenoek mengatakan, permasalahan kabut yang selalu berulang tiap tahun merupakan tanggung jawab bersama. Agar masyarakat tidak terdampak semakin parah, selain langkah antisipatif, pemerintah setempat juga harus segera memberikan tindakan hukum terkait pembakaran hutan yang terjadi.
“Kita bukan memberikan somasi tapi mengajak melalui forum gubernur agar sama-sama menjaga dan mengendalikan kabut asap ini, termasuk tindakan hukum, karena Sumbar sekarang menjadi korban kabut asap dari provinsi tetangga,” ungkapnya.
Berdasarkan hasil monitoring yang dilakukan instansi berwenang, titik hotspot di Sumbar masih dalam batas normal dan masih bisa dikendalikan, begitu juga dengan jarak pandang masih dalam batas toleransi.
“Berdasarkan pemantauan yang dilakukan satelit, di Sumbar terdapat 6 sampai 8 titik hospot, menyikapi hal itu kita akan koordinasikan dengan Kapolda Sumbar,” kata Moenoek.
Meskipun demikian, kepala daerah kabupaten kota harus tetap waspada. Selain meningkatkan pelayanan di layanan kesehatan, petugas harus tetap melakukan pemantauan dampak kabut asap terhadap gangguan kesehatan seperti ISPA.
“Kita terus memonitor sampai sejauh mana gangguan ISPU, kalau sampai pada kekwatiran kita akan atur langkah selanjutnya. Kalau terjadi peningkatan, kita atur stategi kedepannya yang akan diambil,” pungkasnya. (Musthafa Ritonga)